Presiden China Xi Jinping mengirim pesan untuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dengan menyatakan Beijing siap bekerja bersama-sama demi perdamaian dunia.
- Korea Utara Dianggap Unggulan, Nova Arianto Tekankan Kekuatan Mental Garuda Muda
- Trump Ingin Bangun Kembali Hubungan dengan Kim Jong Un
- Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut
Baca Juga
"Beijing siap bekerja sama dengan Korea Utara untuk perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran kawasan dan dunia," lapor KCNA, Sabtu (26/11).
Xi mengatakan dia bersedia bekerja sama dengan Pyongyang karena adanya perubahan di dunia, waktu, dan sejarah sedang terjadi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pesan tersebut merupakan balasan atas ucapan selamat dari Kim setelah Xi mendapatkan masa jabatan ketiganya selama Kongres Partai Komunis China pada bulan lalu.
Pesan dari Xi datang beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam salah satu uji cobanya yang paling kuat. Pyongyang menyatakan akan menghadapi ancaman nuklir AS dengan nuklirnya sendiri.
Beberapa hari sebelum peluncuran ICBM Korea Utara, Xi bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) di sela-sela KTT G20 di Bali. Xi menyuarakan keyakinan bahwa Beijing tidak ingin melihat eskalasi lebih lanjut oleh Pyongyang.
Washington mengatakan ingin China, sekutu terpenting Pyongyang, menggunakan pengaruhnya untuk membantu mengendalikan Korea Utara.
Peluncuran rudal 18 November tampaknya merupakan ICBM terbaru Pyongyang dengan jangkauan potensial untuk mencapai daratan AS.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan terbuka mengenai peluncuran tersebut, dengan AS, Inggris, Prancis, dan India di antara 14 negara yang mengutuk keras tindakan Pyongyang.
Tetapi seorang diplomat Barat mengatakan China dan Rusia telah memilih untuk tidak mencantumkan nama mereka dalam pernyataan pada awal pekan ini tersebut.
- China Integrasikan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
- Korea Utara Dianggap Unggulan, Nova Arianto Tekankan Kekuatan Mental Garuda Muda
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen