Wisata dan Jalan-jalan ke Lubuklinggau Jangan Lupa Cicipi Duku Musi

Wak Duku, pedagang buah duku di pinggir jalan Yos Sudarso pusat kota Lubuklinggau/Foto: Ansyori Malik
Wak Duku, pedagang buah duku di pinggir jalan Yos Sudarso pusat kota Lubuklinggau/Foto: Ansyori Malik

Bersamaan dengan buah durian, saat ini di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan kini juga sedang musim buah duku. Tak jarang banyak ditemui sejumlah pedagang yang berjualan duku di pinggir jalan.  


Salah satu pedagang yang menjual buah duku adalah Wak Duku. Wanita tua yang enggan disebut nama  aslinya, mengaku sudah sebulan terakhir berjualan di pinggir Jalan Yos Sudarso depan Mapolres Lubuklinggau. 

"Ini duku Musi dari arah Muara Kelingi (Kabupaten Musi Rawas)," kata Wak Duku, Minggu (25/2). 

Wak Duku mengatakan, musim duku sekaramg ini bersamaan dengan musim buah durian. Menurutnya, meski musim duku, namun tidak terlalu banyak membanjiri Lubuklinggau. Sebab sudah banyak dibeli dan langsung dibawa ke Jakarta serta Palembang untuk dijual kembali.

"Sekarang memang lagi musim, tapi tidak banjir. Sebab sudah banyak dibeli oleh orang  dari Jakarta dan Palembang dengan membawa truk yang dibawa pakai peti. Mereka beli langsung ke pemilik buah dukunya di Musi Rawas," ujarnya.

"Makanya tidak banyak pengecer (penjual) di Lubuklinggau, sebab banyak yamg ambil langsung dari batang, jadi dikit orang ngecer di Linggau," bebermya.

Wak Duku menambahkan duku yang dijualnya perkilo Rp 10 ribu. Duku jualannya tersebut diambil dari daerah Muara Kelingi dengan cara membeli langsung dari petaninya. Dan mengambilnya sebanyak sepikul setengah dengan harga perkilo Rp 7 ribu. 

"Sekali ngambil sepikul setengah, satu kilo Rp 7 ribu," timpalnya. 

Tambah Wak Duku, buah duku asal Musi Rawas memiliki rasa yang manis dengan ukuran cukup besar. Sambungnya lagi, musim duku akan berakhir di pertengahan bulan Maret sama seperti durian.

"Sama seperti durian, mungkin pertengahan bulan Maret. Alhamdulillah pembeli ada yang datang membeli, laris mania," pungkasnya.