Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Muara Enim, Minggu dini hari (26/6), hingga menyebabkan banjir di sejumlah titik belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
- Banjir Rendam Jalintim Muba, DPRD Sumsel Desak Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan
- Akibat Banjir, Harga Gas Elpiji 3 Kilogram di Muratara Melonjak Jadi Rp50 Ribu
- Dua Kecamatan di OKI Dilanda Banjir, Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso
Baca Juga
Hingga kini, belum ada pejabat berwenang yang mengunjungi warga di lokasi banjir. Warga merasa bingung, kemana harus mengadukan nasib mereka yang telah kehilangan tempat tinggal.
Salah satu warga korban banjir, Suharmin (51) sejak semalam dirinya mengaku tidak bisa tidur dan beristirahat dengan tenang. Dirasakan Suharmin, banjir kali ini yang terbesar selama dirinya tinggal di Tanjung Enim.
"Dalam 10 tahun terakhir, ini banjir terparah yang dialaminya, terlihat dari banyaknya warga terdampak, dan ketinggian air merendam jalan dan rumah warga seberang jalan," bebernya.
Hal senada dikatakan tokoh masyarakat Lawang Kidul, Hijazi. Sejak kejadian tadi malam, dirinya tidak melihat batang hidung pejabat pemerintahan daerah di sekitar lokasi kejadian.
Seharusnya, kata dia, jika pejabat sedang dinas keluar kota harus ada pejabat yang tinggal dan siaga terhadap kejadian semacam ini, sehingga warga ada ruang untuk berbagi keluh kesah.
"Jangan hanya mengandalkan bantuan CSR yang sifatnya instan, masyarakat butuh dukungan moril dan motivasi. kalau ada tugas jangan pergi semua, terutama kecamatan Lawang Kidul, nah kalau sudah kejadian begini masyarakat harus mengadu kemana," pungkasnya.
- Desakan Warga Dikabulkan, Izin Dispensasi Angkutan Batubara PT DBU Tak Diperpanjang
- Operasional PT ASL Dihentikan Sementara, Diduga Penyebab Pencemaran Sungai Lubai yang Tewaskan Ribuan Ikan
- Muara Enim Tak Mau 'Instan', Kirim Putra-Putri Asli di STQH ke-28