Waspada! Penyebaran Paham Radikal Banyak di Media Sosial, Kaum Milenial Jadi Sasaran 

Kabag Penum Div Humas Mabes Polri AKBP. Dr. Ahmad Ramadhan, mengatakan, saat ini banyak bibit-bibit paham Radikal di dunia maya, terutama media sosial. Penyebaran paham Radikal itu menyasar kaum milenial dengan doktrin-doktrin yang menyesatkan. 


Hal itu disampaikan Kombes Ahmad Ramadhan saat silaturahmi dan diskusi di Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan  Ilir (OI) dengan mengangkat tema Pencegahan dan penanggulangan paham radikalisme dan terorisme diwilayah Kabupaten Ogan Ilir. 

"Oleh karena itu, pemerintah melalui kepolisian terus melakukan sosialisasi, diskusi serta penyuluhan kepada anak-anak khususnya para santri yang kelak mereka akan menjadi pemimpin, menjadi rujukan masyarakat luas," ujar Kombes Ahmad Ramadhan.

Atas dasar itu, dirinya, berpesan dalam menggunakan sosial media, agar tidak sampai ikut menyebarkan berita yang belum terbukti kebenarannya (Hoax). Menurutnya, teroris tidak memandang agama, teroris melakukan aktifitasnya untuk kepentingan kelompok bertujuan menyebakan teror.

“Forum ini penting untuk di ikuti untuk menambah pemahaman tentang pencegahan dan penanggulangan paham radikal dan terorisme,” ujarnya.

Sementara, Sekretaris Badan Terorisme (BPET) MUI Pusat, Ustad Muhammad Makmun Rasyid S.Ud., M.Ag yang juga hadir mengharapkan kepada santri untuk terus menambah ilmu pengetahuan jangan pernah puas dengan keadaan sekarang.

“Santri Ittifaqiah wajib menggali dan terus menggali, jangan berhenti dan berpuas diri dengan wawasan yang ada. Tambah dan tambah lagi pengetahuan, jangan membaca kitab tafsir satu lalu menapikkan kitab tafsir yang lain,” katanya.

“Islam mewajibkan kita untuk Rahmatan Lil ‘Alamin, menebar rasa damai, cinta dan mengedepankan persatuan. Banyak para teroris yang terjaring setelah diteliti wawasan dan ilmu pengetahuan mereka masih sangat dangkal dan mudah sekali dijadikan mortir teroris," sambung dia. 

Menurutnya, ada dua pilar dalam menghalau radikalisme dan terorisme, yakni pencegahan dan kemitraan. "Aspek ini bisa dilakukan siapapun tidak harus BNPT dan Polri namun membutuhkan kolaborasi didalam menjaga keutuhan NKRI. TNI Polri tidak bisa mempertahankan NKRI tanpa kolaborasi antara seluruh elemen bangsa," tandas dia.