Kelangkaan pasokan bahan bakar parah terjadi di Sri Lanka. Penduduk di negeri tersebut harus antre panjang untuk membeli BBM atau gas. Bahkan, panjang antrean bisa memakan waktu hingga empat hari.
- Belanda akan Kembalikan Harta Karun Lombok ke Indonesia
- Jebakan Utang China Mulai Sasar Negara Afrika, Kenya Diprediksi Bakal Bernasib Seperti Sri Lanka
- Kelompok HAM Ajukan Tuntutan Pidana di Singapura, Minta Gotabaya Rajapaksa Ditangkap
Baca Juga
Sementara pemerintah telah meminta karyawan untuk bekerja dari rumah sampai pemberitahuan lebih lanjut, sementara sekolah telah ditutup selama seminggu di ibukota komersial Kolombo dan sekitarnya.
Angkutan umum, pembangkit listrik dan layanan medis akan mendapatkan prioritas dalam distribusi bahan bakar, dengan beberapa dijatah ke pelabuhan dan bandara.
"Saya sudah empat hari mengantre, saya belum tidur atau makan dengan benar selama ini," kata pengemudi becak, W.D. Shelton.
Untuk mengatur banyaknya pembeli, petugas telah memberikan token kepada warga yang mengantre.
"Kami tidak bisa mencari nafkah, kami tidak bisa memberi makan keluarga kami," tambah Shelton, seperti dikutip Reuters.
Menurut Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera, Sri Lanka memiliki sekitar 9.000 ton solar dan 6.000 ton bensin. Namun tidak ada cadangan lain karena tidak ada pengiriman baru.
"Ini adalah tragedi, kami tidak tahu di mana ini akan berakhir," ucap Shelton.
- Belanda akan Kembalikan Harta Karun Lombok ke Indonesia
- Jebakan Utang China Mulai Sasar Negara Afrika, Kenya Diprediksi Bakal Bernasib Seperti Sri Lanka
- Antrean BBM Masih Panjang, Dewan Curiga Ada Permainan oleh Pengelola SPBU