Dalam upaya meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga beras yang terus meningkat, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Muratara bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Lubuklinggau mengadakan pasar murah.
- Sumsel Andalkan Sektor Pertanian, Kopi dan Beras Jadi Komoditas Unggulan
- Beras Menjadi Penyumbang Tertinggi Inflasi di Sumsel
- Tekan Harga, Bapanas Perpanjang Kenaikan HET Beras Premium Sampai April 2024
Baca Juga
Sebuah karung beras berisi lima kilogram dijual dengan harga terjangkau, hanya Rp52.500. Meskipun persediaan beras mencapai 1000 sak, namun dalam hitungan jam, pasokan tersebut habis diserbu oleh masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan di depan Kantor Dekranasda dan dihadiri oleh Bupati Muratara, Devi Suhartoni serta Kepala Disperindakop Muratara, Kodri.
Dia mengatakan bahwa sesuai instruksi dari Kementerian, setiap Pemerintah Daerah diwajibkan untuk mengadakan pasar murah. Sebagai tindak lanjut, pihaknya bekerja sama dengan Bulog Lubuklinggau untuk mengadakan pasar murah.
"Saat ini, kami telah melaksanakan kegiatan tersebut di Kecamatan Rupit, dan rencananya akan diadakan di dua kecamatan lainnya, yaitu Rawas Ulu dan Ulu Rawas," katanya.
"Beras yang disediakan sebanyak lima ton, dengan jumlah karung mencapai 1000 sak berat lima kilogram, habis begitu cepat karena antusiasme masyarakat yang tinggi. Kami bersama Bulog bahkan sampai kelelahan melayani masyarakat," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa selama tahun ini, Pemerintah Kabupaten Muratara telah mengadakan pasar murah sebanyak sembilan kali. Kegiatan ini tidak menggunakan dana APBD karena bekerja sama dengan Bulog Lubuklinggau.
"Selama tahun ini, kami sudah melaksanakan pasar murah sebanyak sembilan kali dan tidak menggunakan dana APBD," jelasnya.
- 300 Ribu Ton Beras Impor Berkutu, Bulog Harus Tanggungjawab
- Bulog dan Bapanas Harus Pangkas Jalur Distribusi Beras
- Danrem Gapo Siap Kawal Target Bulog Serap 160 Ribu Ton Gabah Petani di Sumsel