Warga Gandus Kembali Geruduk Kantor Gubernur, Tagih Janji Perbaikan Jalan Rusak yang Sudah Makan Korban  

Kantor Gubernur Sumsel. (ist/rmolsumsel.id)
Kantor Gubernur Sumsel. (ist/rmolsumsel.id)

Puluhan warga Gandus, Palembang, kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) pada Selasa (18/3/2025). 


Mereka yang tergabung dalam Forum Masyarakat Gandus Bersatu menuntut realisasi janji perbaikan Jalan Gandus yang kondisinya semakin parah dan telah menyebabkan kecelakaan serta kerugian bagi warga.  

Aksi ini merupakan lanjutan dari demonstrasi yang sebelumnya digelar pada 16 Desember 2024. Namun, hingga kini, warga mengaku belum melihat langkah nyata dari pemerintah.  

"Kami sudah lama dijanjikan perbaikan jalan, tetapi sampai sekarang tidak ada tindakan nyata. Sudah banyak korban akibat kondisi jalan yang rusak parah," ujar Afrianto Tri Putra, perwakilan Forum Masyarakat Gandus Bersatu.  

Jalan Gandus yang rusak disebut telah memicu berbagai insiden, mulai dari kendaraan terjebak dan rusak akibat genangan air, hingga kecelakaan lalu lintas. Bahkan, beberapa kendaraan dikabarkan terbakar akibat kondisi jalan yang buruk.  

"Perekonomian warga juga terganggu. Banyak yang bekerja sebagai pengojek online dan sopir angkutan umum mengalami kesulitan akibat jalan yang rusak," tambah Afrianto.  

Menanggapi aksi tersebut, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Tata Ruang (PU-BMTR) Sumsel, Ridwan, mengklaim bahwa proses perbaikan sudah berjalan. Menurutnya, saat ini proyek sedang dalam tahap tender.  

"Dalam tiga hari ini, kami akan lakukan perbaikan sementara agar jalan bisa dilalui. Untuk konstruksi permanen, kami masih menunggu proses tender yang kemungkinan selesai dalam 10 hari ke depan," ujar Ridwan.  

Namun, warga Gandus tak mau lagi hanya mendengar janji. Mereka menuntut tindakan konkret secepatnya.  

"Sejak aksi pertama, kami hanya diberi janji tanpa kepastian. Kami menunggu tindakan nyata, bukan sekadar wacana," tegas Afrianto.  

Mereka berharap Pemprov Sumsel segera bergerak untuk memperbaiki jalan tersebut sebelum lebih banyak korban berjatuhan.