Wakil Menteri (Wamen) Kominfo RI Nezar Patria menekankan perlunya menjaga data pribadi sebagai langkah antisipasi terhadap praktik data mining di Indonesia.
- HD Ajak Raja Gowes Sukseskan Gran Fondo 2020
- Lima Rumah di Desa Seguring Ludes Terbakar, Dua Unit Mobil Damkar Alami Kerusakan
- Kades Terpilih di Muba Harus Dukung Program Pemerintah, Bakal Dilantik di Kecamatan
Baca Juga
Hal itu diungkapkannya saat menghadiri perayaan 50 tahun TVRI Sumatra Selatan, bertajuk "Bincang Buku: Bernalar Sebelum Klik" di Hotel Swarna Dwipa Palembang Sabtu (27/1) malam.
"Kita harus hati-hati betul soal data, karena merupakan bahan bakar baru yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna internet untuk mendapatkan keuntungan pribadi," ujarnya.
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2008-2011 ini mengatakan, penyebaran data pribadi saat ini sangat mudah didapatkan. Seperti dari media sosial. Untuk itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan keamanan internet dengan mengikuti perkembangan teknologi.
"Saya harap kita semua dapat menjaga data pribadi kita di medsos, pemerintah juga selalu akan memperkuat keamanan internet mengikuti perkembangan dari teknologi yang semakin maju," katanya.
Dia juga meminta kepada masyarakat untuk bijak dalam bermedia sosial. Menyaring seluruh informasi yang disebarkan di media sosial. "Buku ini jadi panduan bagi masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan bijak dalam memproduksi dan menyebarkan informasi," ucapnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni menuturkan, permasalahan lain dalam kemajuan teknologi saat ini adalah kecanduan gadget. Masalah tersebut merupakan problem generik yang dialami hampir seluruh orang di seluruh Indonesia. Hingga akhirnya saat ini, pulsa atau paket data menjadi kebutuhan pokok atau dasar dari masyarakat.
"Jadi, semakin tinggi kebutuhan masyarakat terhadap pulsa semakin tinggi juga kebutuhan masyarakat terhadap literasi digital. Inilah yang coba dibahas dalam buku ini. Dan buku ini membahas problem-problem yang kita hadapi karena kita mengalami kecanduan gadget," tuturnya.
Pengarang buku, Dr. Agus Subibyo, mengungkapkan bahwa ide pembuatan buku ini muncul dari kekhawatiran pribadinya terkait kecanduan gadget, terutama setelah menyadari bahwa bukan hanya anaknya, tetapi dirinya, istri, dan sebagian besar pengguna gadget mengalami hal serupa.