Kepengurusan Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) Sumatera Selatan (Sumsel) resmi dikukuhkan. Dengan adanya pengkuhan tersebut diharapkan Sutapena menjadi wadah yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan penulis, meningkatkan kapasitas, dan penguatan profesi.
- 87.000 Madrasah Mulai Gunakan Rapor Digital Madrasah
- DPRD Sumsel Soroti Mundurnya Pengelola PPDB SMA
- Anggota DPRD Kota Palembang Ridwan Saiman Raih Gelar Doktor di Universitas Sriwijaya
Baca Juga
Ketua Umum Satupena Indonesia Denny JA, melalui Koordinator Sutapena Sumatera Anwar Putra Bayu mengatakan, Sutapena Sumsel diharapkan menjadi organisasi yang dapat mewadahi para penulis tanpa membedakan usia, genre kepenulisan dan dengan Satupena Sumsel ini menguatkan.
“Kami menerima dengan terbuka bagi para penulis atau penulis muda yang ingin berkarya bersama, dan semoga dapat saling membantu untuk kemajuan literasi di Sumsel,” katanya usai pengukuhan di Balai Bahasa Provinsi Sumsel, Sabtu (26/3).
Terkait soal literasi, Bayu menuturkan Sumsel telah menjadi wilayah literasi lebih 600 tahun yang lalu. Hal itu dibuktikan dengan adanya penemuan Gua Batu, Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuwo.
“Dan tulisan itu untuk dibaca masyarakat, atau rakyat di zaman raja-raja dulu. Artinya ada hal tulisan, ada hal pembacaan, itu semua sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dengan literasi,” katanya.
Dengan tulisan tersebut menurutnya orang mengetahui masa lalu dan susunan tulisan dalam prasasti tersebut mengandung unsur sastra yang cukup tinggi yang berisikan doa. "Kalau itu doa, semakin benar sastra itu memiliki unsur religitas,” ucap dia.
Apalagi dia melihat ibu melayu pusatnya ada di Palembang. “Ibu melayu yang melahirkan anak-anak melayu, itu yang mau kita perkuat,” tandas dia.
- Sampoerna Fest Palembang: Dorong Literasi Keuangan dengan Cara Interaktif
- Kampung Literasi, Tarik Minat Anak Agar Gemar Membaca
- Pelajar OKU Timur Diajak Gemar Membaca dan Aktif Beraktivitas