Banyak daerah di Indonesia bakal mengakhiri penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Juni 2020 ini. Berakhirnya PSBB membuat kehidupan warga secara bertahap akan kembali seperti semula. Warga pun akan mulai berkegiatan di luar rumah.
- Kades Paparkan Program Unggulan dan Potensi Desa Sumber Makmur ke Tim Penilai Provinsi
- Seekor Orang Utan Ditemukan Tewas Terseret Banjir di TNGL
- Tingkatkan Kompetensi dan Bangun Ekonomi Lokal, Pemkab Muara Enim Gelar Pelatihan Barista
Baca Juga
Namun demikian, dampak negatif menyertainya. Interaksi sosial di masyarakat dapat membawa risiko penularan virus corona.
Menurut Barudin, Ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan) Jakarta Timur, pengakhiran PSBB adalah pilihan pahit pemerintah ditengah masih mewabahnya Covid-19. Untuk meminimalisir risiko penularan baru pasca pengakhiran PSBB, ia meminta agar pemerintah pusat dan daerah meningkatkan kesiapan fasilitas kesehatan. Puskesmas dan tenaga kesehatan seyogyanya tetap dalam keadaan siaga.
“Puskesmas adalah ujung tombak dan pertahanan terdepan dalam kesehatan. Dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah, Puskesmas diharapkan berfungsi optimal untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus dalam beberapa waktu ke depan,” kata Barudin dalam keterangan, Sabtu (30/5/2020).
Di wilayah DKI Jakarta, Rekan selama ini aktif mengawasi Puskesmas. Berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan, belum semua Puskemas di DKI memberikan pelayanan yang prima selama masa PSBB.
Barudin memaparkan, masih ada Puskesmas level kecamatan tidak responsif saat menerima laporan tentang keberadaan warga yang diduga positif Covid-19. Alih-alih mendatangi warga yang melapor, Puskemas justru mengarahkan sang warga untuk menelpon AGD (Ambulan Gawat Darurat).
“Seharusnya petugas Puskesmas mengecek langsung kebenaran laporan itu. Jika benar ditemukan indikasi Covid-19, baru mereka menghubungi AGD untuk dievakuasi ke Rumah Sakit rujukan,” ujarnya.
Rekan juga menemukan fakta bahwa ada dokter-dokter jaga di UGD (Unit Gawat Darurat) Puskemas yang tidak berada di tempat saat malam hari. Mereka menitip pesan ke penjaga Puskesmas agar menelponnya jika ada pasien datang, yang ujungnya merepotkan pasien karena harus menunggu lama di UGD.
“Syukurlah, Gubernur Anies menyambut baik pengawasan yang dilakukan Rekan, dan menyatakan akan mengecek terus kesiapan fasilitas kesehatan di ibukota,” tandasnya.[ida] [R}
- Deru Ingin 10 GOR Baru Berdampak Nyata bagi Warga Sumsel
- Aspal Terkelupas dan Berlubang, Jalan Residen H Amaludin Bahayakan Pengendara
- Bantu Anak Sekolah di Kecamatan Jejawi OKI, Bus Sekolah Gratis Beroperasi