Sehari setelah dituding memasok pesawat tak berawak ke Rusia yang digunakan untuk memborbardir Ukraina, pemerintah Iran secara tiba-tiba mendesak warga negaranya pada Jumat (21/10) untuk tidak melakukan perjalanan ke Ukraina.
- Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Guncang Pasar, Harga Minyak Naik Lagi
- Rusia dan Ukraina Makin Panas, Harga Minyak Naik Lagi
- Pesawat F-16 Ukraina Jatuh Ditembak Rusia, Satu Pilot Tewas
Baca Juga
Dalam anjurannya ini, Iran juga meminta mereka untuk segera meninggalkan Kyiv, lantaran keadaan negara tersebut dianggap semakin tidak aman karena perang antara Rusia dan Ukraina yang semakin meluas.
"Karena eskalasi militer di Ukraina, semua warga Iran sangat disarankan untuk menahan diri dari bepergian ke Ukraina. Juga, warga Iran yang tinggal di Ukraina disarankan untuk meninggalkan negara itu demi keselamatan mereka sendiri," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran yang dimuat Reuters.
Pernyataan tersebut tidak menyinggung tuduhan yang dilontarkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, namun AS telah meyakini bahwa Iran baru-baru ini mengirimkan pelatih ke Krimea untuk membantu Rusia menargetkan Ukraina, dengan pesawat tak berawak yang diproduksi negaranya.
Jenis drone Kamikaze terdeteksi digunakan untuk menargetkan ibu kota Kyiv dan menghantam tangki berisi minyak matahari dalam sebuah terminal Mykolaiv, yang menyebabkan kebakaran hebat di terminal pelabuhan tersebut. Pesawat tak berawak yang canggih ini diduga dibeli oleh Moskow dari Iran.
Menurut Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, saat ini AS sedang khawatir karena Rusia kemungkinan berupaya untuk terus memperoleh senjata konvensional canggihnya dari Iran, seperti rudal permukaan-ke-permukaan yang digunakan untuk membalas pasokan senjata Ukraina dari Barat.
John menambahkan, Washington akan melakukan segala cara untuk menghalangi pasokan amunisi Iran ke Rusia, termasuk memberikan lebih banyak sanksi ke Moskow.
- AS Berhenti Bagi Informasi Intelijen dengan Ukraina
- Ukraina Hadapi Ancaman Penghentian Starlink dari AS
- Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Guncang Pasar, Harga Minyak Naik Lagi