Upaya Translokasi Gajah Meili Kembali Dilakukan, Hal Ini yang Sulitkan Tim BKSDA

Seorang petugas menaiki gajah pikat untuk mencari gajah Meili yang akan ditranslokasi ke Suaka Margasatwa Gunung Raya, Kabupaten OKU Selatan. (Dinas Kominfo OKU Selatan/rmolsumsel.id)
Seorang petugas menaiki gajah pikat untuk mencari gajah Meili yang akan ditranslokasi ke Suaka Margasatwa Gunung Raya, Kabupaten OKU Selatan. (Dinas Kominfo OKU Selatan/rmolsumsel.id)

Upaya translokasi gajah liar ke Suaka Margasatwa Gunung Raya di Kecamatan Warkuk, Kabupaten OKU Selatan kembali dilakukan. Hal ini untuk menekan konflik antara gajah dan manusia.  


Gajah liar di OKU Selatan dilaporkan terdapat di wilayah Kecamatan Buay Pemaca dan Mekakau Ilir. Untuk itu, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan kembali menurunkan tim bersama Pemkab OKU Selatan dan sejumlah warga setempat untuk mencari keberadaan gajah dan memindahkannya ke tempat yang lebih aman bagi gajah-gajah tersebut.

“Ada dua kelompok gajah liar di Kabupaten OKU Selatan. Satu kelompok berjumlah lima ekor di Buay Pemaca, dan satu kelompok lainnya berada di Mekakau Ilir yang berjumlah satu ekor atau yang diberi nama oleh masyarakat setempat Meili (Mekakau Ilir),” ujar Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata pada Rakor bersama Wakil Bupati OKU Selatan, Sholehien Abuasir, dan sejumlah OPD Pemkab OKU Selatan, Selasa (12/10).

Menurut Ujang, tim BKSDA sudah melakukan beberapa upaya untuk translokasi gajah-gajah ini, khsusnya gajah Meili. Bahkan, titik atau posisi dari gajah ini sudah diketahui. Namun karena gajah ini merupakan gajah gunung yang memiliki daya jelajah luar biasa, sehingga sedikit menyulitkan tim yang bertugas melacaknya.

Saat ini, tim kembali akan turun ke lapangan dan tak hanya berupaya melakukan translokasi gajah Meili melainkan lima gajah lainnya ke wilayah Suaka Margasatwa Gunung Raya. Translokasi gajah ini juga sudah menjadi perhatian dan instruksi BKSDA pusat.

“Yang perlu dipertegas di sini, bahwa berdasarkan arahan dari pusat, bagaimanapun caranya gajah Meili harus dipindahkan. Untuk itu, kita tidak menargetkan batas waktu tapi kita mengupayakan ini agar selesai. Dan terpenting pasca ini, ketika sudah berada di suaka margasatwa kita harus menjaga agar (gajah) tetap berada di sana,” katanya.

Ujang menjelaskan, untuk gajah Meili, target awal setelah ditemukan akan dipasang GPS untuk melacak pergerakannya sebelum akhirnya dilakukan pemindahan atau tindakan lebih lanjut. Terkait lima gajah di Kecamatan Buay Pemaca, upaya translokasi yang akan dilakukan di antaranya dengan melakukan penggiringan gajah dan menggunakan gajah pikat.

“Setelah berhasil digiring, kita juga sudah menyiapkan skema agar gajah tidak keluar hutan kawasan dengan mencukupi pakan dan air serta membuat barikade agar gajah tidak keluar. Misalnya dengan memberdayakan masyarakat di sekitar suaka margasatwa membudidayakan atau bercocok tanam yang tidak disukai gajah,” jelasnya.

Wakil Bupati OKU Selatan, Sholehien Abuasir mengatakan, translokasi gajah ke suaka margasatwa memang sudah mendesak dilakukan. Upaya translokasi ini pun harus ditangani para ahli di antaranya tim BKSDA, karena ini menyangkut keselamatan gajah dan kepentingan masyarakat.

“Harapan kita, dengan pengalaman tim dan keahliannya ada perbaikan dalam masalah ini. Bila perlu, untuk gajah Meili di Mekakau yang sendirian ini kita pindahkan kalau sudah berhasil digiring. Karena ini akan membahayakan dirinya juga karena dia sendirian, ini keselamatannya juga terancam,” tutur Wabup.