Uang Pembinaan Mandek Lima Bulan, Pelatih dan Atlet Datangi KONI Sumsel

Kantor KONI Sumsel/ist
Kantor KONI Sumsel/ist

Perwakilan dari 35 pelatih dan atlet cabang olahraga unggulan binaan KONI Sumatera Selatan yang dipersiapkan menuju Pra PON dan PON 2024 mendatangi kantor KONI Sumsel, Kamis (8/6). Para atlet mempertanyakan mandeknya uang pembinaan yang sebelumnya dijanjikan oleh pihak KONI.


Pelatih Anggar Sumatera Selatan, Lukman Ahmady, mengungkapkan, uang pembinaan bulanan para atlet dan pelatih yang menunggak sejak bulan Oktober 2022 dijanjikan akan dibayarkan penuh oleh KONI namun pada kenyataannya mereka hanya menerima uang pembinaan selama tiga bulan.

Lukman mengatakan, kondisi ini menimbulkan tanda tanya bagi atlet dan pelatih. Mereka pun lantas meminta penjelasan secara langsung kepada pihak KONI. Namun sayang jawaban yang diberikan pihak KONI dianggap belum memberikan solusi.

“Dari pihak KONI menyebut untuk dana pembinaan prestasi merupakan wewenang ketua umum (Hendri Zainuddin, red), tapi ketua umum sampai saat ini sulit dihubungi. Mereka berjanji akan memfasilitasi permasalahan ini ke ketua umum,” ujar Lukman.

Lukman mengaku para atlet dan pelatih sementara memilih untuk sabar menunggu dalam waktu satu pekan ini. Bila memang kemudian tidak ada solusi, para atlet dan pelatih akan menyikapi permasalahan ini secara lebih serius.

“Bila belum juga ada solusi kami (atlet dan pelatih, red) akan membuat surat secara tertulis kepada pihak-pihak berwenang. Setidaknya kami ingin diperlakukan sama dengan pengurus KONI karena informasi yang kami terima pengurus KONI justru honornya dibayar langsung lima bulan,” beber pelatih kawakan Sumsel itu.

Menurut Lukman, uang pembinaan yang diterima atlet dan pelatih bervariasi sesuai dengan tingkatan prestasi mulai dari Rp3,5 juta hingga Rp 8 juta rupiah. Dana itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi, transport maupun sarana latihan. Selama menunggak, atlet dan pelatih terpaksa harus merogoh kocek pribadi.

“Kalau kondisinya begini mau tidak mau pasti berpengaruh terhadap latihan. Kalu kondisi ini berlarut kami ragu nanti prestasi apa yang bisa diberikan,” cetusnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Sumatera Selatan, Suparman Roman, saat dikonfirmasi menyebut KONI Sumsel diberikan lokasi dana hibah dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2023 sebesar Rp10 milyar yang salah satu peruntukannya untuk pembinaan prestasi. Meski demikian dirinya mengaku tidak bisa memberikan keputusan karena kewenangan terkait uang pembinaan atlet dipegang langsung oleh Ketua Umum KONI Sumsel.

“Kami akan komunikasikan dengan ketua umum supaya jelas nanti kebijakan nya nanti seperti apa,” kata Suparman.

Diakui Suparman, KONI juga kini lebih berhati-hati dalam pengelolaan keuangan. Permasalahan pengelolaan anggaran dana hibah KONI Sumsel yang menyeret sejumlah nama pengurus pada kasus dugaan tindak pidana Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang ditangani Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan menjadi pelajaran bagi mereka.

“Kami belajar dari pengalaman kemarin. Masalah administrasi ini sangat sensitif, ada kekurangan administrasi saja jadi masalah dan kami tidak ingin itu terulang lagi. Sesuai rapat seluruh pimpinan, soal honor atlet dan pelatih itu di handle ketua umum,” pungkasnya.