Pemerintah melalui kementerian ESDM menurunkan harga BBM non subsidi jenis Pertamax, Pertamax Turbo dan Dexlite. Turunnya harga BBM tersebut dinilai akan menaikkan penjualan khususnya Pertamax.
- Kecuali Pertamax, Pertamina Naikkan Harga BBM Non Subsidi
- Warga Palembang Keluhkan Harga Pertamax Naik Mendadak, Ini Alasannya
- BBM Non Subsidi Naik, Berikut Daftar Harga Resmi di 34 Provinsi
Baca Juga
Pengelola SPBU Talang Jawa, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan Prasetyo mengatakan, ia telah mengetahui adanya penurunan harga BBM non subsidi.
Dari hasil keputusan Kementerian ESDM, harga Pertamax yang sebelumnya Rp14.200, turun menjadi Rp13.050. Sementara, Pertamax turbo yang sebelumnya Rp15.500, turun menjadi Rp16.500.
Sedangkan untuk dexlite yang sebelumnya Rp18.650, juga turun menjadi Rp16.500.
“Untuk SPBU Talang Jawa kebetulan tiga jenis BBM tersebut kondisinya kosong sebelum adanya pengumuman penurunan harga. Karena selama nataru kami fokus untuk menjamin ketersediaan bbm, jadi sementara ini masih fokus di pertalite, setelah ini untuk tiga jenis bbm tersebut akan ada di SPBU ini," katanya.
Menurutnya, dengan adanya penurunan harga BBM khususnya jenis pertamax akan menguntungkan pihak SPBU maupun Pertashop yang menjual BBM dengan oktan 92 itu.
"Kalau harganya segitu, hampir sama dengan bensin eceran jenis pertalite, masyarakat akan berpikir lebih baik mengisi pertamax dengan kualitas BBM yang lebih baik dengan harga yang selisih sedikit," ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk bbm jenis pertamax per hari mampu menjual setidaknya 2 ton perhari. Dengan adanya penurunan tersebut, ia berharap penjualan semakin meningkat.
"Lalu untuk dexlite per hari rata rata 500 sampai 800 liter perhari dan Pertamax turbo 300 liter perhari. Untuk dua jenis ini penjualannya kemungkinan akan sama," terangnya.
Sementara itu, pimpinan ship Pertashop 2P.314287, Dendi mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui adanya pengumuman penurunan harga bbm jenis pertamax.
"Belum tahu, kebetulan kami baru isi 3 ton dan rata-rata habis dalam tiga hari, kalau harganya turun kami belum tahu bagaimana mekanismenya bagaimana karena baru beroperasi dua bulan," bebernya.
Menurutnya, penurunan harga diyakini bisa meningkatkan penjualan mengingat selisih harga yang tidak terlalu jauh dengan pertalite apalagi pertalite eceran.
"Ya mudah mudahan semakin baik penjualan dan harganya stabil," harapnya.
- Desakan Warga Dikabulkan, Izin Dispensasi Angkutan Batubara PT DBU Tak Diperpanjang
- Operasional PT ASL Dihentikan Sementara, Diduga Penyebab Pencemaran Sungai Lubai yang Tewaskan Ribuan Ikan
- Muara Enim Tak Mau 'Instan', Kirim Putra-Putri Asli di STQH ke-28