Tujuh Kali Kejadian Kecelakaan Sejak Dioperasikan, DPRD Sumsel Minta Pengelola Tol Indraprabu Berbenah

Kecelakaan di Tol Indraprabu yang menewaskan dr Bella Riski Dinanti. (kolase/rmolsumsel.id)
Kecelakaan di Tol Indraprabu yang menewaskan dr Bella Riski Dinanti. (kolase/rmolsumsel.id)

Kejadian kecelakaan di jalan tol Indralaya Prabumulih (Indraprabu) cukup sering terjadi. Dari data yang dihimpun Kantor Berita RMOL Sumsel, setidaknya ada tujuh kecelakaan yang sudah terjadi di ruas tol tersebut sejak dioperasikan Agustus 2023 lalu. 


Kecelakaan pertama terjadi pada Senin 4 September 2023 lalu. Kecelakaan tersebut melibatkan dua unit mobil yakni Toyota dobel kabin warna hitam berplat nomor BE 8632 WX dan minibus BH 1647 BE di KM 2 Gerbang Tol Prabumulih. Dalam video yang beredar saat itu, tampak penumpang minibus terkapar di jalan dengan posisi mobil melintang di jalan. Sementara mobil Toyota mengalami kerusakan berat di bagian depan. 

Kecelakaan lalu lintas berikutnya terjadi di kilometer 72+400 jalur A Tol Indralaya-Prabumulih Rabu 20 September 2023. Kejadian itu melibatkan dua kendaraan pikap dan truk pengangkut barang. Kecelakaan itu menyebabkan sopir pikap bernama Alpiansyah, warga OKU meninggal dunia. 

Keesokan harinya, tepatnya Kamis 21 September 2023, kecelakaan dialami rombongan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Ogan Ilir yang berjumlah lima orang. Menurut keterangan polisi, kecelakaan tersebut terjadi di kilometer 81 A Tol Indralaya-Prabumulih. Mobil toyota Fortuner dengan plat nomor BG 1806 AX yang ditumpangi kelimanya oleng karena melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil menabrak guard rail kemudian terbalik. 

Kejadian berikutnya terjadi di kilometer 60, Senin 25 September 2023. Mobil Daihatsu Sigra dengan plat nomor BG 1461 ZA melaju dari arah Indralaya menuju Prabumulih. Setibanya di TKP, pengemudi mencoba mendahului kendaraan di depannya namun kehilangan kendali lalu menabrak beton barrier.   

Lalu pada Rabu 8 November 2023, kecelakaan melibatkan dua kendaraan yakni Nissan Livina dengan plat nomor B 1958 KZZ dan Daihatsu Grand Max plat nomor BG 1618 RK. Dari keterangan polisi, kejadian berawal saat kendaraan Livina melaju dari arah Indralaya menuju Prabumulih. Tiba di lokasi, tepatnya di exit gerbang tol Prabumulih, pengemudi Livina diduga lalai dengan menginjak pedal gas tinggi hingga menyebabkan kendaraan menabrak kendaraan Grand Max yang berada di depannya. Pada insiden tersebut, pengemudi Livina bernama Feri, warga DKI Jakarta, meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih.

Kemudian, sebuah pikap bermuatan durian mengalami kecelakaan tunggal di kilometer 50 Tol Indralaya-Prabumulih, Selasa 16 Januari 2024. Mobil bermuatan buah durian itu terbalik akibat mengalami kecelakaan di Tol Indralaya-Prabumulih. Kecelakaan membuat durian yang dibawa mobil pikap sampai berhamburan di jalan. 

Kejadian terakhir yang berakhir tragis terjadi di KM 48, Senin (15/7/2024) sekitar pukul 20.20 WIB. Seorang dokter asal Muara Enim, dr Bella Riski Dinanti meninggal dunia dalam insiden maut tersebut. Korban merupakan Kasi Pelayanan RSUD Semendo Darat Laut (SDL) Kabupaten Muara Enim yang menjadi pendamping haji jemaah asal Muara Enim. Dirinya baru saja dijemput sepulang bertugas dari tanah suci. 

Informasi dihimpun, kecelakaan itu berawal saat korban bersama suaminya, Brigpol Dwiki Rido hendak pulang ke Muara Enim dengan mengendarai mobil Toyota Agya BG 1127 UT. Saat memasuki ruas tol Indraprabu, tepatnya di KM 48+500 tiba-tiba kendaraan yang dikendarai Brigpol Dwiki Rido hilang kontrol hingga menabrak pembatas jalan. 

Rentetan kejadian kecelakaan tersebut mendapat perhatian DPRD Sumsel. Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli mengatakan, kejadian kecelakaan yang terjadi di Indraprabu seharusnya direspons oleh pengelola jalan tol untuk berbenah. "Artinya dalam satu tahun ini sudah banyak kejadian dan ini tentu kita prihatin, seharusnya ini menjadi pembelajaran bagi pihak pengelola jalan tol yang harusnya bertanggungjawab terkait dengan kenyamanan perjalanan," katanya, Selasa (16/7).

Dia mengaku, banyak mendapat keluhan dari sejumlah pengendara yang melintas terkait kualitas jalan tol Indraprabu. Ada beberapa titik yang jalannya bergelombang. Hal itu membuat kendaraan dapat menjadi oleng ketika melaju dalam kecepatan tinggi. Kemudian, penerangan jalan yang minim ketika malam. 

"Ini menjadi catatan untuk dijadikan evaluasi, tunggu korban berapa banyak lagi baru kemudian pihak tol ini harus berbenah. Berbenah ini jangan menampal sulam tapi harus dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif terkait dengan perapian jalan tol Palembang-Indralaya-Prabumulih tersebut," kata Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel ini.

Dia juga menyoroti kondisi di jalan tol lain seperti Tol Kayuagung. Pasalnya, kondisi jalan tol arah Lampung sampai perbatasan Sumsel mulus tapi ketika jalan tol masuk Sumsel jalannya bergelombang.

"Ini harus menjadi pembelajaran, jangan sampai terjadi korban terus berjatuhan, tapi upaya sebagai manusia harus tetap dilakukan, kami meminta pihak terkait menjadikan kejadian ini menjadi sebuah pembelajaran dan kami juga minta rekan kita di DPR RI untuk lebih bersuara terkait infastruktur jalan tol ini," tandasnya.