Pemberhentian Akbar Alfaro sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Palembang menimbulkan tanda tanya sekaligus memicu polemik jelang Pemilu 2024. Apalagi selama ini, Alfaro digadang maju sebagai calon Wali Kota Palembang.
- Gerindra Tegaskan Syukri Zen Bukan Lagi Kader Partai
- Gerindra Hanya Menang di 10 Daerah Sumsel, Ini Faktor Penyebab Kekalahan
- Gerindra Klaim Kemenangan Asgi-Iwan di Pilkada PALI
Baca Juga
Posisinya kemudian digantikan oleh Prima Salam, anggota DPRD Sumsel yang sebelum ini menjabat bendahara umum DPD Gerindra Sumsel. Apa yang kemudian disembunyikan oleh Partai besutan Prabowo Subianto ini.
Terlebih, sampai saat ini Surat Keputusan pemberhentian dan penggantian Akbar Alfaro itu belum juga muncul di media.
Meskipun belum diketahui penyebabnya, namun pergantian tersebut dinilai sarat kepentingan peta politik di Sumatera Selatan.

Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr M Husni Thamrin menilai pergantian ini membuktikan kuatnya oligarki partai, sehingga Akbar Alfaro yang terpilih melalui Musyawarah Cabang itu bisa dianulir oleh pihak atasnya.
"Jadi model kepartaiannya tidak yang model terbuka atau demokratis tapi menggunakan kepartaian yang hierarkis seperti birokrasi," katanya dihubungi RMOLSumsel, Kamis (4/5).
Selain itu Husni menilai keputusan pergantian tersebut dalam rangka konsolidasi kemenangan partai Gerindra di tahun 2024 mendatang. Bisa jadi Akbar Alfaro dianggap pihak yang sepenuhnya tidak tegak lurus.
"Kemungkinan itu tentu ada karena tidak mungkin tanpa sebab diganti dan tindakan ini adalah tindakan taktis, pragmatis untuk menjaga disiplin partai," jelasnya.
Kendati demikian, sosok Akbar Alfaro dan Prima Salam selama ini bukan menjadi penentu kemenangan Partai Gerindra, justru menurutnya Partai Gerindra meraih suara yang banyak di kota Palembang lebih kepada sosok Prabowo Subianto.
"Bukan karena sosok keduanya yang menentukan kemenangan tapi Prabowo Subianto yang punya efek ekor jas," tegasnya.
Satu per Satu Gerbong Sandiaga Uno Dilengserkan?
Lengsernya Akbar Alfaro yang berlatar belakang pengusaha ini seolah mengesankan partai besutan Prabowo ini sedang bersih-bersih. Utamanya dari kader yang terafiliasi dengan Sandiaga Uno, mantan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra yang beberapa waktu lalu telah mengundurkan diri.
Sandiaga Uno yang juga berlatar belakang pengusaha itu, dikabarkan segera bergabung dengan salah satu partai politik, kendati belum dipastikan.
Akbar Alfaro yang sebelumya menduduki kursi ketua diganti dengan Prima Salam yang juga menjabat Anggota DPRD Sumsel dan Bendahara Gerindra Sumsel.
Pergantian secara mendadak itu menimbulkan tanda tanya besar, sejumlah rumor beredar yang mengaitkan adanya perpecahan atau konflik di tubuh Gerindra. Terlepas itu, Pengamat Politik Bagindo Togar menilai pergantian tersebut dianggap sudah tepat.
"Bisa jadi begitu (Efek Sandiaga Uno) karena publik melihat sosok Alfaro ini lebih dekat ke Sandiaga ketimbang Prabowo. Terlepas itu, dari kaderisasi dan senioritas Alfaro masih kalah dengan Prima Salam," ujar Pengamat Bagindo Togar kepada RMOLSumsel, Kamis (4/5).

Menurutnya pergantian ini pasti sudah diukur dengan matang oleh mekanisme partai, termasuk konsekwensi yang mungkin timbul akibat polemik ini.
"Jelas pergantian itu pasti ada sebab akibatnya, tidak mungkin ujug-ujug diganti begitu saja meski tidak harus diungkap. Karena, Gerindra ini partai besar dan punya pertimbangan yang tepat sebelum melakukan pergantian tersebut," kata Bagindo.
Menurut Bagindo sosok Akbar Alfaro sebagai Partai Gerindra dianggap kader 'bonsai' dan kalah senior ketimbang Prima Salam. Bahkan anggota DPRD Palembang itu dinilai kurang mumpuni untuk memimpin DPC Gerindra Kota Palembang.
"Memang kalau dilihat Alfaro ini baru bergabung dan memang masih minim pengalaman, kiprahnya juga tidak terlalu mengakar baik di organisasi maupun di Gerindra. Bisa dibilang kader bonsai," jelasnya.
Sementara, Prima Salam yang dianggap lebih senior dari Akbar Alfaro dinilai sudah cukup mumpuni. Apalagi sebelumnya pria kelahiran 11 Agustus 1986 ini menduduki jabatan strategis di DPD Gerindra Sumsel.
"Prima lebih senior, sebagai kader Gerindra dia sudah cukup matang," tegasnya.
Selain itu langkah politik Prima Salam dianggap lebih jelas ketimbang Alfaro yang selama ini lebih kuat ke Sandiaga Uno.
Di sisi lain, mendapati dirinya diganti, Akbar Alfaro berupaya menunjukkan kematangannya dalam berpolitik. Dia muncul ke hadapan publik didampingi pengurus DPC Partai Gerindra Kota Palembang yang juga ikut diganti seperti Sekretaris DPC Abdullah Taufik, Bendahara Umum, Patra Wibowo dan Ketua Bidang OKK, Adzanu Getar Nusantara.

Dalam konferensi pers yang dilakukannya, Akbar Alfaro mengaku telah menerima keputusan pergantian kepengurusan di DPC Gerindra Palembang. Dirinya juga sangat memahami kondisi Partai Gerindra yang bersifat komando.
"Kami ucapkan terima kasih kepada DPP atas amanahnya selama dua tahun memimpin Partai Gerindra Kota Palembang dan izin pamit kepada kader-kader jika ada salah dalam memimpin selama ini," katanya.
Meski telah menerima kenyataan dirinya dicopot dari jabatan Ketua DPC Partai Gerindra Palembang, namun tidak menyurutkan niatnya untuk maju Pilwako Palembang 2024 lewat jalur Parpol. "Ngapo dak independen, karena saya masih kader partai," tegasnya.
Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat dan kader-kader selama kepemimpinannya selaku Ketua DPC Partai Gerindra Kota Palembang.
"Kami ucapkan terima kasih kepada DPP atas amanahnya selama dua tahun memimpin Partai Gerindra Kota Palembang dan izin pamit kepada kader-kader jika ada salah dalam memimpin selama ini" kata Akbar Alfaro.
Walaupun demikian, untuk saat ini Alfaro mengaku dirinya tetap fokus sekarang menyelesaikan tugasnya sebagai wakil rakyat (DPRD kota Palembang). Terlebih dalam beberapa kali survey, dia berhasil membawa Gerindra berada di peringkat dua besar di kota Palembang.
Lengsernya Alfaro Pesanan dari Gerbong Mawardi?
Sebelum dilengserkan sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Palembang, hal mengejutkan juga datang dari Partai Gerindra yakni bergabungnya Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya ke Partai tersebut.
Bergabungnya Mawardi menyusul anaknya, AW Noviadi yang lebih dulu bergabung dan memegang jabatan Ketua Bappilu Partai Gerindra Sumsel.
Dalam kapasitasnya sebagai politisi senior, Mawardi Yahya dianggap memiliki pengaruh kuat di Sumsel dan bisa menjadi kompetitor bagi Herman Deru di pemilu mendatang.
Tidak menutup kemungkinan, langkah tersebut bakal diikuti anaknya Panca Wijaya Akbar yang saat ini menjabat Bupati Ogan Ilir (OI). Begitu juga dengan Zaitun Mawardi yang digadang-gadang bakal maju di kontestasi di Pilwako Palembang mendatang.
Lantas, apakah pemberhentian Akbar Alfaro ini menjadi salah satu order dari gerbong Mawardi untuk memberikan posisi bagi salah satu diantara kerabatnya itu?
Pengamat Politik Bagindo Togar mengatakan, meskipun kehadiran Mawardi Yahya banyak membawa gerbong keluarga di Partai Gerindra namun pengaruh tersebut dianggap belum teruji. Perlu kerja keras dari gerbong tersebut untuk membuktikan pengaruhnya di Pemilu nanti.
"Kalau dikatakan berpengaruh tentu ada, namun seberapa besar pengaruh gerbong ini untuk Gerindra tentu tidak terlalu dominan pada gerbong tertentu, harus diuji lagi di Pemilu nanti," jelas Bagindo ketika dihubungi RMOLSumsel, Kamis (4/5).
Bagindo menilai, selama ini gerbong keluarga yang diboyong Mawardi hanya terkonsentrasi di tiga wilayah di Sumatera Selatan, yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir dan sebagian kota Palembang.
"Karena wilayah Sumsel ini sangat luas dan disetiap wilayah Sumsel juga ada basis-basis pemilih partai lainnya," tegasnya.
Selain itu ketokohan dari Mawardi Yahya juga belum tentu berpengaruh besar bagi partai Gerindra di Sumsel. Karena Bagindo menilai sosok Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum memiliki cokctail effect (efek ekor jas) yang berdampak kepada pemilih di setiap daerah.
"Sebagai politisi senior memang Mawardi Yahya sangat berpengalaman, namun belum tentu dia bisa dominan di Gerindra Sumsel dengan gerbongnya, perlu kerja keras lagi karena Sumsel ini kan luas apalagi banyak nama seperti Eddy Santana dan lainnya," pungkasnya.
Terkait hal ini, Ketua DPD Gerindra Sumsel yang juga Wakil Ketua DPRD Sumsel Kartika Sandra Desi masih belum bisa dikonfirmasi, begitu juga Prima Salam yang menggantikan Akbar Alfaro di DPC Gerindra Kota Palembang masih belum memberi respon.
- Wali Kota Ratu Dewa Sambut Baik Tawaran Investasi China untuk Smart City dan Penanggulangan Banjir Palembang
- Wawako Prima Salam Perintahkan Dishub Tertibkan Mobil Barang Penyebab Macet di Palembang
- Wali Kota Ratu Dewa Targetkan Seluruh Aset Pemkot Palembang Bersertifikat