Sejak awal merebaknya virus corona baru di China akhir Desember 2019, sudah muncul tudingan teori konspirasi. Tudingan itu menyebut bahwa virus corona lahir di sebuah lab di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
- Garda Muda Banten Palembang Deklarasi Dukung Gus Muhaimin Capres 2024
- Aduan THR 2025 Terus Bertambah, Kemnaker Terima 2.343 Laporan hingga Lebaran H+2
- Selain Airlangga, Yusril juga Bukan Tokoh Sepele untuk Dampingi Prabowo
Baca Juga
Teori itu kembali mendapat angin setelah Donald Trump mengungkitnya dalam sebuah konferensi pers, Rabu (15/4/2020) waktu setempat. Presiden Amerika Serikat itu mengaku akan mengerahkan sumber daya pemerintahnya untuk menyelidiki kebenaran teori tersebut.
Fox News sebelumnya melaporkan bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan, tetapi tidak dimaksudkan sebagai senjata biologis, melainkan sebagai bagian dari upaya Tiongkok untuk menunjukkan bahwa upayanya untuk mengidentifikasi dan memerangi wabah sama atau lebih besar dari kemampuan Amerika Serikat.
Laporan itu dan yang lainnya menyebutkan lemahnya standar keselamatan di laboratorium Wuhan tersebut menyebabkan seseorang terinfeksi dan menyebarkannya ke pasar basah terdekat.
Dalam konferensi pers, ketika ditanya tentang laporan virus yang lepas dari laboratorium Wuhan, Trump mengatakan bahwa ia mengetahui hal tersebut.
"Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi saat ini," katanya seperti dilansir JPNN.Com, Jumat 17/4/2020)..
Ditanya apakah dia telah membahas laboratorium Wuhan dalam percakapannya dengan Presiden Xi Jinping, Trump berkata: "Saya tidak ingin membahas apa yang saya bicarakan dengannya tentang laboratorium, saya hanya tidak ingin membahas, itu tidak pantas sekarang."
Trump dan pejabat lainnya telah menyatakan kecurigaan mendalam terhadap China, yang secara resmi menyatakan jumlah kematian dari virus sekitar 3.000 orang sementara Amerika Serikat memiliki jumlah kematian lebih dari 20.000 dan angka itu terus meningkat.
Dia mengatakan Amerika Serikat memiliki lebih banyak kasus "karena kami melaporkan lebih banyak."
"Apakah Anda benar-benar percaya dengan angka-angka yang dilaporkan Beijing bahwa mereka hanya memiliki beberapa jumlah kasus positif COVID-19 dan kasus kematian; apakah ada yang benar-benar percaya itu?" ujar Trump.[ida]
- Ada 8 Hakim MK yang Bukan Ipar Jokowi, Jubir Partai Garuda Tak Sepakat Sebutan Mahkamah Keluarga
- Menag Yaqut Minta Penambahan Anggaran Haji Rp256 Miliar
- Tidak Elok, Promo Miras Holywings Muhammad dan Maria Dianggap Dobel Pelecehan