Amerika Serikat (AS) resmi menarik diri dari inisiatif Just Energy Transition Partnership (JETP), sebuah program global bernilai miliaran Dolar yang bertujuan membantu negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan, dalam transisi dari batu bara ke energi bersih.
- Prabowo Kirim Surat ke Trump, Rencana Bahas Tarif Dagang dalam Pertemuan Bilateral
- Trump Cabut Akses Intelijen Joe Biden dan Umumkan Pembubaran USAID
- Hamas Minta Trump Desak Israel Sepakati Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Baca Juga
Keputusan ini diumumkan oleh juru bicara Departemen Keuangan AS yang mengonfirmasi bahwa Menteri Keuangan Scott Bessent menarik partisipasi AS dari perjanjian tersebut. Langkah ini diambil setelah Presiden Donald Trump kembali menjabat dan memutuskan untuk mengurangi keterlibatan AS dalam inisiatif lingkungan global.
"Keputusan ini sejalan dengan perintah eksekutif Presiden Trump yang menilai bahwa AS telah terlibat dalam program yang tidak mencerminkan nilai-nilai negara kami serta tidak memberikan kontribusi yang sejalan dengan tujuan ekonomi dan lingkungan kami," ujar juru bicara Departemen Keuangan AS, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Jumat (7/3/2025).
JETP, yang pertama kali diumumkan dalam KTT Iklim PBB di Glasgow pada 2021, melibatkan 10 negara donor yang memberikan pinjaman, jaminan keuangan, dan hibah bagi negara penerima untuk mempercepat transisi energi. Sejak awal, AS menjadi salah satu kontributor utama dalam pendanaan program ini.
Joanne Yawitch, kepala Unit Manajemen JETP di Afrika Selatan, mengonfirmasi bahwa AS telah menginformasikan keputusan tersebut. Di Vietnam, dua pejabat yang mengetahui langsung situasi ini juga membenarkan bahwa Washington telah menarik diri dari program JETP di negara tersebut. Hal serupa dikonfirmasi oleh sumber di kelompok donor yang berbasis di Afrika Selatan.
Dampak dari keputusan ini berpotensi besar, mengingat AS sebelumnya berkomitmen menyediakan dana lebih dari 3 miliar Dolar AS untuk Indonesia dan Vietnam, sebagian besar dalam bentuk pinjaman komersial. Sementara untuk Afrika Selatan, AS telah menjanjikan 1,06 miliar Dolar AS dari total 11,6 miliar Dolar AS yang direncanakan untuk negara tersebut.
Meski demikian, para mitra donor lainnya menyatakan tetap berkomitmen mendukung transisi energi di negara-negara penerima meskipun tanpa partisipasi AS. Namun, keluarnya Washington dari JETP dapat memperlambat implementasi proyek-proyek transisi energi, terutama di Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan, yang sangat bergantung pada pendanaan eksternal untuk mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara.
Sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari, kebijakan luar negeri AS mengalami perubahan signifikan, termasuk pemangkasan bantuan keuangan untuk berbagai program internasional serta peningkatan dukungan terhadap pengembangan bahan bakar fosil.
- Prabowo Kirim Surat ke Trump, Rencana Bahas Tarif Dagang dalam Pertemuan Bilateral
- Indonesia Perlu Pikir Ulang Ikut JETP
- Trump Cabut Akses Intelijen Joe Biden dan Umumkan Pembubaran USAID