Warga Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim dibuat resah dengan lambannya proses evakuasi mobil tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) bermuatan 16.000 liter Solar. Pasalnya truk milik PT Putra Salsabila Perkasa (PSP) yang terguling ke bibir Sungai Enim, Rabu (17/5) lalu baru kini bisa dievakuasi.
- Jokowi Perlu Contoh Anwar Ibrahim, Tidak Jadikan Pengusaha sebagai Menteri
- Mahfud Mundur dari Kabinet, Semangat Relawan Menangkan Paslon 03 Berlipat
- Demokrat Heran, PDIP Tolak PSBB Tapi Tak Mau Pilkada Ditunda
Baca Juga
Kondisi ini tentu membuat khawatir warga setempat, karena di dalam tangki masih berisi solar yang sewaktu-waktu dapat membahayakan. Tak hanya itu, jika kebocoran terjadi dipastikan bakal menimbulkan pencemaran di Sungai Enim dan lingkungan sekitar.
Ketua DPD LSM Gerakan Rakyat Peduli Keadilan (GRPK) RI Muara Enim, Harmani menyayangkan pihak PTBA dan PT Putra Salsabila Perkasa yang terkesan lambat dalam proses evakuasi, karena terpantau evakuasi baru dilaksanakan pada Jumat (19/5).
"Jelas ini membahayakan sekali bagi masyarakat, harusnya cepat dilakukan evakuasi. Apalagi membawa bahan bakar solar yang mudah terbakar. Bisa bahaya ini, kalau bocor bisa tercemar sungai. Kenapa PTBA dan PT Salsabila ini lamban sekali," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, menimbang kerap terjadinya kecelakaan baik tunggal atau bertabrakan, hal ini tentu harus ada evaluasi serius dari pihak yang berwenang, mengingat kendaraan bertonase tinggi kerap melaju pada waktu malam.
"Safety saat berkendara harus diperhatikan, izin mengemudi, tonase dan imbauan agar pengemudi tidak memaksakan diri jika mengantuk. Karena jika terjadi kecelakaan, warga yang sangat dirugikan," ujarnya.
Dia mengatakan dampak tercemarnya Sungai Enim jika kebocoran terjadi di mobil pengangkut solar tersebut, berakibat produksi air bersih dari PDAM Lematang Enim yang bersumber aliran Sungai Enim.
"Bayangkan saja kalau solar tersebut masuk atau tertumpah ke sungai, tentu akan ada banyak pihak yang dirugikan, bahkan sampai ke PDAM yang mungkin saja tidak bisa produksi karena sungai tercemar. Karena sumber air baku PDAM itu dari Sungai Enim," pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Mardi (41) dirinya merasa khawatir ketika mendengar ada mobil muatan solar yang terjatuh ke bibir sungai, dirinya menduga solar sudah membanjiri sungai.
"Bukan apa, kami takut seperti banjir melanda, PDAM berhenti produksi, karena tingkat kekeruhan air, apa lagi ini solar, beruntung kabarnya mobil tersebut tersangkut dan tidak tercebur ke sungai," katanya.
Dirinya berharap ada perhatian khusus untuk mobil bertonase tinggi, agar meminimalisir potensi kecelakaan lalulintas yang dapat membahayakan semua pihak.
- Desakan Warga Dikabulkan, Izin Dispensasi Angkutan Batubara PT DBU Tak Diperpanjang
- Operasional PT ASL Dihentikan Sementara, Diduga Penyebab Pencemaran Sungai Lubai yang Tewaskan Ribuan Ikan
- Konflik Lahan Robert Aritonang vs PTBA-BSP: Penggugat Serahkan Bukti Aktivitas Penambangan Terbaru