TPAKD Kabupaten OKU Diminta Dampingi BUMDes Akses Layanan Lembaga Keuangan

Plh Bupati OKU Edward Chandra menyaksikan Sekda Kabupaten OKU Achmad Tarmizi menandatangani surat pengukuhan sebagai Koordinator TPAKD. (ojk kr 7/rmolsumsel.id)
Plh Bupati OKU Edward Chandra menyaksikan Sekda Kabupaten OKU Achmad Tarmizi menandatangani surat pengukuhan sebagai Koordinator TPAKD. (ojk kr 7/rmolsumsel.id)

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten OKU diminta untuk memberi pendampingan kepada UMKM dan BUMDes dalam mengakses produk dan layanan lembaga jasa keuangan.


Hal itu disampaikan Plh Bupati OKU, Edward Chandra, usai mengukuhkan TPAKD Kabupaten OKU, Selasa (15/6). Edward mengatakan, TPAKD harus segera bekerja, dimulai dengan melakukan identifikasi potensi ekonomi dan permasalahan dalam mengakses lembaga jasa keuangan, serta mengagendakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat yang mengajak seluruh stakeholder Industri Jasa Keuangan.

Menurut Edward, meskipun dari kinerja industri jasa keuangan telah menunjukkan masyarakat OKU sudah cukup dalam mengakses keuangan, namun di lapangan tetap terdapat kendala, khususnya dalam penyaluran KUR, misalnya terkait dengan jaminan atau agunan, dan akses pembiayaan KUR bagi masyarakat desa.

Edward berharap dengan dibentuknya TPAKD ini dapat mendorong BUMDes mengakses produk dan layanan lembaga jasa keuangan, baik dari segi pembiayaan maupun pendampingan.

“Hadirnya TPAKD ini memotivasi semangat kami agar perkenomian masyarakat dapat disupport melalui program pemerintah, khususnya pelaku UMKM yang membutuhkan perhatian langsung. Karena di masa pandemi ini sektor UMKM menjadi sektor yang masuk prioritas dalam pemulihan ekonomi,” kata Edward.

Kepala OJK Regional 7 Sumatra Bagian Selatan, Untung Nugroho mengatakan, peran TPAKD adalah bekerja untuk mempercepat akses masyarakat terhadap produk dan layanan jasa lembaga keuangan yang ada di daerah, sehingga dapat mempercepat pengembangan ekonomi daerah.

“Saat ini OKU sudah memiliki infrastruktur lembaga jasa keuangan yang cukup lengkap, dari industri Perbankan, Pasar Modal, maupun Industri Keuangan Non Bank, dan kinerjanya cukup baik, meski di masa pandemi,” kata Untung.

Tercatat per April 2021 penyaluran kredit perbankan sebesar Rp4,42 triliun atau tumbuh 10,7% (YoY), penyaluran pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan sebesar Rp473,7 miliar atau meningkat sebesar 1,34% (YtD), dan investor Pasar Modal sebanyak 4.002 investor dengan nilai transaksi jual beli saham mencapai Rp27,5 miliar.

Menurut Untung, guna mempercepat pemulihan ekonomi daerah diharapkan adanya sinergi dan komitmen yang baik dan konsisten dari berbagai pihak dalam meningkatkan ketersediaan berbagai produk serta layanan keuangan formal.