Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang Retno Purwati mengatakan, rencana Pemprov Sumsel dan Satker PJN Wilayah III Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang akan memasang lift di Jembatan Ampera tidak ada kajian akademis.
- Wali Kota Palembang Kesal, Jam Mati di Jembatan Ampera Tak Kunjung Diperbaiki
- Jembatan Ampera Ditutup Selama Sholat Idul Fitri, Polrestabes Palembang Siapkan Pengaturan Lalu Lintas
- Tower Jembatan Ampera Belum Dibuka untuk Umum, Pemkot Palembang Masih Tunggu Izin
Baca Juga
“Enggak ada (kajian akademis), enggak ada,” kata Retno, Sabtu (12/11).
Menurutnya Retno, pemerintahan daerah mengatakan, kalau beban Jembatan Ampera sudah terlalu berat tapi malah ditambahi lift. Pemasangan lift itu menurutnya akan semakin menambah beban Jembatan Ampera.
"Belum lagi aktivitas naik turunnya, itu kan ada getarannya dan itu mengganggu struktur jembatan dan pondasinya,” tegas dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, instansi terkait tidak pernah mengajak pihaknya diskusi atau rapat membahas pemasangan lift tersebut di Jembatan Ampera.
Sementara, peneliti dari BRINT Sumsel, Wahyu Rizky Andhifani mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan pemasangan lift di Jembatan Ampera karena akan menjadi beban baru bagi Jembatan.
"Fungsinya untuk apa lift itu, kalau mau dibuat seperti itu harus ada kajiannya, bagaimana dari sisi arsiteknya, beban ini sanggup tidak," tandas dia.
Permasalahan ini kata dia, telah disampaikan pihaknya ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan.
- AXA Mandiri Resmikan Kantor dan Customer Care Centre Baru di Palembang
- Wali Kota Palembang Kesal, Jam Mati di Jembatan Ampera Tak Kunjung Diperbaiki
- Polisi Gelar Olah TKP Kasus Penganiayaan Wanita di Palembang, Korban Sebut Sudah Sering Dapat Ancaman Pelaku