Tiga Tokoh Penguasa Daerah Loncat Partai, Pengamat Sebut Ada Sinyal Lebih Mendekat ke Herman Deru

Herman Deru. (ist/rmolsumsel)
Herman Deru. (ist/rmolsumsel)

Konstelasi politik di Sumsel sepekan terakhir penuh dengan dinamika. Kader partai yang merupakan tokoh dan masih duduk di kursi penguasa daerah, secara mengejutkan menanggalkan seragam lama dan berpindah ke warna baru.


Sebut saja, Wali Kota Pagaralam yang meninggalkan PKB untuk bergabung dengan Partai Nasdem. Lalu ada mantan Bupati Empat Lawang, yang merupakan kader Partai Golkar H Budi Antoni Aljufri (HBA), yang diangkat menjadi anggota kehormatan Partai Nasdem. 

Berikutnya Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), HM Djakfar Shodiq yang mundur dari Partai Demokrat, namun yang terbaru dan cukup mengejutkan adalah kabar mengenai Wali Kota Lubuklinggau, SN Prana Putra Sohe yang kini bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Alih-alih bertahan sebagai kader Partai Golkar Sumsel yang kini dinakhodai oleh Bupati Muba, Dodi Reza Alex.

Pengamat politik Bagindo Togar dari Bagindo Togar Political Observer and Consulting (BTPOC) memuji pilihan Nanan-sapaan akrab Prana Putra Sohe, sebagai pilihan yang jeli dalam lingkup perpolitikan di Sumsel saat ini.

“Meskipun belum tentu juga bisa dikatakan pilihan yang tepat secara sepenuhnya, Nanan tentu sudah memperhitungkan akan kemana dia setelah berakhir dua periode sebagai Wali Kota Lubuklinggau nanti,”ujar Bagindo.

Dua periode memimpin Lubuklinggau, menurut Bagindo tentu memberikan nilai jual bagi Nanan yang tentu dikenal luas di kawasan Musi Rawas, Lubuklinggau dan Muratara (MLM). Dengan kekuatan yang dimilikinya, Nanan tentu akan sulit berkembang dibawah Dodi Reza Alex yang kemungkinan akan maju kembali di Pilgub Sumsel 2024.

“Top of mind (pikiran puncak) masyarakat saat ini hanya ada dua petarung kuat nanti, yaitu Herman Deru dan Dodi Reza di Pilgub nanti. Dinamika perpolitikan hari ini, tentu akan menentukan kedepan,”jelasnya.

Namun bukan untuk ikut bertarung sebagai Gubernur, Bagindo justru menilai jika posisi Wakil Gubernur adalah posisi realistis yang bisa dicapai oleh Nanan dengan memperhitungkan hubungan keterkaitan satu sama lain dari para tokoh politik Sumsel yang ada saat ini.

Ia menjabarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU), sementara saat ini Gubernur Herman Deru juga punya jabatan sebagai Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumsel. Sehingga tidak sulit bagi Herman Deru untuk menggandeng Nanan sebagai wakilnya di Pilgub mendatang.

“Tapi setidaknya dengan Nanan pindah partai, Herman Deru sebagai calon yang diunggulkan punya banyak pilihan untuk wakilnya kedepan, siapa yang paling bisa memberi kemenangan tentu itu yang akan dipilih (termasuk Nanan),”kata Bagindo. Lalu, apakah kepindahan ini memang ada kaitannya dengan upaya Herman Deru memuluskan langkahnya untuk memimpin Sumsel dua periode?

Togar menilai masih terlalu dini, sebab saat ini Sumsel memang tidak memiliki figur lain yang bisa menjadi pilihan masyarakat. JIka membaca perkembangan secara nasional, PKB merupakan salah satu partai yang terbuka terhadap tokoh politik diluar partainya. Apalagi untuk memfasilitasi kader-kader partai lain yang mungkin tidak mendapat kesempatan berkembang. Sehingga kata Bagindo, Pilgub Sumsel 2024 mendatang akan semakin seru.