Di usia tuanya, Zainal (85), harus hidup menderita. Tidak hanya kelumpuhan yang dideritanya sejak tiga tahun lalu, warga Jalan Sukajadi Rt 03 Rw 03 Kelurahan Sukajadi Kecamatan Prabumulih Timur ini juga terpaksa tinggal di bangunan bekas WC Umum di kawasan tersebut.
- Kasus Hoaks Bunuh Diri, Polres Prabumulih Ingatkan Denda dan Penjara Bagi Penyebar
- Gubernur Herman Deru Janjikan Bantuan Pembangunan untuk Prabumulih, Minta Walikota Paparkan Program Prioritas
- Dua Tersangka Pembunuh Bos Cucian Mobil di Prabumulih Berhasil Diringkus, Pelaku Ternyata Masih Remaja
Baca Juga
Kondisi tempat tinggalnya sangat tidak layak. Tempat tidurnya juga sudah mulai usang dan kumuh. Namun, lansia ini tidak punya pilihan lain. Lantaran rumah anaknya yang berada di sebelah bangunan juga kondisinya lebih buruk lagi.
Ketua RT 03, Muhammadiyah (55) mengatakan, kondisi tersebut sebenarnya telah lama diketahui warga. Bahkan, bidan setempat maupun warga lainnya sudah rutin memberikan bantuan. “Sudah lama dia tinggal di bangunan bekas WC Umum ini. Sebab, kondisi rumah anaknya juga sempit dan tak layak huni,” kata Muhammadiyah, Minggu (25/7).
Ia mengatakan, selaku Ketua RT, dirinya telah berupaya untuk membantu Zainal agar bisa dimasukkan dalam program keluarga harapan (PKH). Sehingga, bisa mendapatkan bantuan. Namun, hingga kini prosesnya belum mendapat persetujuan.
“Saya sudah minta anaknya agar memasukkan ayahnya ke dalam KK (Kartu Keluarga). Sehingga bisa mendapat bantuan. Cuma masih belum ada tindak lanjut lagi. Kalau KIS (Kartu Indonesia Sehat) sudah diurus,” ucapnya.
Diceritakannya, Zainal merupakan seorang marbot salah satu masjid di kawasan Perumnas Gunung Ibul. Ia mengalami kelumpuhan lantaran terjatuh saat bertugas membersihkan masjid. Zainal pun tidak bisa beraktivitas lagi. Ia hanya keluar untuk berjemur. “Harapan kami yah semoga bisa segera ada bantuan dari pihak-pihak terkait,” ungkapnya.
Anak Zainal, Robin mengaku tidak bisa berbuat banyak. Ia tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk orang tuanya walau kondisi ekonominya jauh dari kata pas-pasan.
“Walau berat saya masih ingin merawat dan berbakti kepada beliau, mesti terkadang bekerja serabutan dan sering meninggalkannya sendirian. Anak saya 4, yang nomor 1 dan 2 karena tidak bisa membayar biaya sekolah lagi sekarang ikut bibinya jualan di Jambi, tinggal nomor 3 dan 4 yang masih kecil dan baru sekolah SD,” ungkapnya.
- Kasus Hoaks Bunuh Diri, Polres Prabumulih Ingatkan Denda dan Penjara Bagi Penyebar
- Gubernur Herman Deru Janjikan Bantuan Pembangunan untuk Prabumulih, Minta Walikota Paparkan Program Prioritas
- Palembang Dilirik Bappenas, Program Ado Gawe dan Rantang Dinilai Efektif Tekan Kemiskinan