Tersangka Begal di OKI Ternyata Terlibat Pembunuhan Karyawan BRILink

Tersangka Edy saat dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolda Sumsel (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Tersangka Edy saat dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolda Sumsel (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Dua pelaku begal Afdian alias Riyan warga Lempuing OKI dan Hasanedy alias Edy Saputra (29) warga Desa Gadung Sari, Mesuji Makmur OKI yang berhasil diamankan polisi ternyata pernah terlibat dalam aksi perampokan yang menewaskan Leli Agustina (20), pegawai BRILink di Lampung Timur.


Dirkrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Anwar Reksowidjojo mengatakan terpaksa menembak mati salah satu tersangka Afdian lantaran memberi perlawanan sengit saat akan ditangkap. 

"Iya, mereka berdua juga terlibat aksi rampok di Lampung Timur dengan korban pegawai BRILink dan disana korban juga meninggal dunia ditembak," ujarnya saat menggelar rilis tersangka di Polda Sumsel, Kamis (10/2)

Warga Desa Toto Projo, Kecamatan Way Bungur itu tewas ditembak saat berusaha mempertahankan uang Rp50 juta yang hendak dirampok tersangka di tempat kerjanya. 

Sementara itu, untuk aksi begal yang menewaskan Budi Satmoko (35) di Kabupaten OKI, Selasa (25/1) peran kedua tersangka tersebut yakni Afdian bertugas sebagai eksekutor sedangkan Hasanedy bertugas membawa sepeda motor saat akan melakukan aksi begal. 

Anwar mengungkapkan, kedua tersangka mengikuti korban yang saat itu membonceng anak dan istrinya saat melintas di lokasi kejadian tepatnya di Jalan Poros Desa Cahya Makmur dan Cahya Bumi, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir. "Korban merasa curiga kemudian balik kanan yang lalu diikuti lagi oleh pelaku. Kemudian korban dicegat hingga akhirnya mereka terlibat cek-cok," ungkapnya. 

Perseteruan itulah yang berujung dengan penembakan terhadap korban oleh tersangka Alfian. Tersangka Hasanedy nyatanya juga ikut menembak kearah korban namun tembakan itu tidak sampai meletus. "Korban ditembak tepat di depan mata anak dan istrinya," ujarnya. 

Dihadirkan dalam rilis tersangka, Hasanedy nampak meringis kesakitan lantaran timah panas petugas menembus betis kirinya. Kakinya ditembak karena perlawanan saat akan ditangkap di tempat persembunyian di kawasan Jakarta Selatan. "Baru pertama saya ikut yang begitu (aksi kejahatan)," ucap tersangka seraya menahan sakit di betis kirinya. 

Hasanedy berujar, setelah berhasil menembak, rekannya yakni Afdian yang menjual sepeda motor korban di kawasan Martapura Kabupaten OKUT. Ayah satu anak ini mengaku tidak tahu berapa harga motor itu dijual, sebab dikatakannya dia hanya menerima bagian sebesar Rp.1,5 juta. "Ya uangnya untuk makan sehari-hari," tutupnya.