Spekulasi mengenai kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mencuat ketika mantan petinggi badan intelijen Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) itu berada di Teheran, Iran.
- Putin Perintahkan 150.000 Warga Ikut Wajib Militer
- Vladimir Putin Ucapkan Selamat atas Kemenangan Prabowo
- Resmi, Putin Bakal Kembali Nyalon di Pilpres 2024
Baca Juga
Kunjungan Putin ke Teheran ditujukan untuk bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (19/7).
Menjelang pertemuan dengan Erdogan, Putin dilaporkan menunggu selama 50 detik. Selama itu, Putin dibiarkan sendirian, tampak tidak nyaman, kakinya gemetar di hadapan banyak wartawan dan kamera.
Itu adalah pertama kalinya bagi Putin bertemu dengan pemimpin negara anggota NATO sejak ia meluncurkan apa yang disebut dengan operasi militer khusus ke Ukraina.
Video yang dirilis oleh kantor kepresidenan Turki menunjukkan Putin berdiri di depan kursi dan bendera kedua negara. Tangannya terkatup, sementara mulutnya berkedut.
Pemimpin berusia 69 tahun itu kemudian menggeser badannya dengan wajah cemberut ketika Erdogan tiba untuk menyambutnya.
Meski singkat, penampilan Putin itu justru mendapatkan banyak perhatian. Terlebih selama beberapa waktu terakhir, ia dikabarkan menderita Parkinson, bahkan kanker stadium akhir.
Di Telegram, muncul berbagai spekulasi mengenai kesehatan Putin. Bahkan sebuah saluran telegram Anti-Putin menyebut pemimpin itu membutuhkan pengawasan medis selama kunjungan ke Iran.
- Kemlu Pastikan Hubungan Indonesia dan Turki Baik Setelah Aksi Walk Out Erdogan
- BRICS Gelontorkan Rp515 Triliun untuk Pembangunan Negara Berkembang
- Perdana Dalam 24 Tahun, Putin Akan Berkunjung ke Korea Utara