Menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD, bahwa awal September 2020 pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami resesi akibat pandemi Covid-19, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru angkat bicara.
- Harga Nikel Terjun ke Level Terendah dalam Empat Tahun di Awal 2025
- OJK Cabut Izin Usaha Pondok Gadai Indonesia
- Pabrik Tekstil BUMN PHK Massal, Karyawan Sisa 3 Orang
Baca Juga
Menurut Herman Deru, dirinya sudah melakukan antisipasi sejak awal agar di Sumsel tidak terjadi resesi, seperti melakukan berbagai cara dalam hal penanganan Covid-19.
“Jadi kita memang sudah antisipasi sejak dini, yakni dengan cara melakukan penanganan Covid-19 yang mencakup tiga aspek seperti kesehatan medis, ekonomi, dan sosial,” katanya, Senin (31/8/2020).
Menurut orang nomor satu di Sumsel ini, bahwa ada 215 negara di dunia yang terdampak Covid-19. Jadi kalau Sumsel dikatakan mengalami resesi dirinya menilai masih bisa dihindari.
“Kalau kita dikatakan terjadi kontraksi ekonomi memang saya setuju. Tapi kalau resesi saya pikir masih bisa kita hindari,” ungkapnya.
Deru menuturkan, bahwa setiap resesi pasti ada indikasinya, dan sebagai Gubernur Sumsel dia menilai, hingga saat ini indikasi terjadinya resesi ekonomi, khususnya di Sumsel belum tampak.
“Namanya resesi ada indikasi. Nah, indikasi untuk terjadi resesi ini sampai sekarang belum terbaca tapi kalau terjadi kontraksi iya,” pungkasnya.
- Selama Nataru, Mendag Klaim Pasokan dan Stabilitas Harga Bahan Pokok Terkendali
- IM-PTA Diberlakukan, Peluang Pasar Kawasan Afrika Kini Terbuka
- Target Pimpin Industri Asuransi Syariah di 2024, Ini Langkah Strategis Zurich Syariah