Erupsi Gunung Semeru pada Kamis sore (4/12) terjadi tanpa peringatan dini, sehingga berdampak kepada warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengklaim, peringatan dini tak ada karena erupsi terjadi saat kondisi kegempaan relatif tenang.
- Gunung Dempo Erupsi, KPU Pagar Alam Pastikan Tak Ada Relokasi TPS
- Alami 159 Kali Gempa, Gunung Semeru Kembali Erupsi
- Gunung Semeru Erupsi, Keluarkan Abu Vulkanik 800 Meter di Atas Puncak
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono dalam konferensi pers virtual situasi terkini Gunung Semeru, Sabtu malam (4/12).
"Gejala kegempaan relatif rendah, kalau kita lihat dari tanggal 1-3 Desember, bahkan dari tanggal 1-30 November rekaman juga tidak terlalu banyak," ujar Eko Budi Lelono.
Dalam kondisi kegempaan yang stabil, dijelaskan Eko, erupsi terjadi bukan karena dorongan material dalam bumi. Tetapi, lebih kepada faktor cuaca di mana curah hujan sedang tinggi.
"Ini memperlihatkan tidak ada penambahan material dari bawah lagi, itu suplay magma bukan itu arahnya, kejadian kelihatannya ada juga faktor dari luar terkait dengan ketidakstabilan endapan atau lidah lava yang mungkin disebabkan curah hujan yang tinggi," jelasnya.
"Sehingga ini memicu lava yang ada di sana itu menyebabkan erupsi atau guguran daripada awan panas," pungkasnya.
Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB
Berdasarkan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
- Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan Capai 800 Meter
- Gunung Dempo Erupsi, KPU Pagar Alam Pastikan Tak Ada Relokasi TPS
- Alami 159 Kali Gempa, Gunung Semeru Kembali Erupsi