Tekan Angka DBD, Dinkes OKU Gencar Kampanyekan 3M

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu (OKU), Andi Prapto.  (Amizon/RmolSumsel.id)
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu (OKU), Andi Prapto. (Amizon/RmolSumsel.id)

Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan berupaya menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) melalui kampanye gerakan 3M plus.


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan OKU, Andi Prapto, Senin (16/1) mengatakan bahwa angka kasus DBD di daerahnya cenderung mengalami peningkatan yang mengancam keselamatan warga di daerah itu.

Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini menyerang masyarakat semua kalangan usia terlebih lagi saat musim hujan seperti sekarang ini.

Andi mengemukakan, berdasarkan data sepanjang 2022 jumlah penderita DBD di Kabupaten OKU mencapai 45 orang atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah lima kasus.

Meskipun tidak ada korban jiwa, pasien mulai dari anak-anak hingga masyarakat usia 44 tahun tersebut terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit setempat akibat DBD.

Oleh sebab itu, kata dia, untuk menekan angka penyebarannya pihaknya mengkampanyekan gerakan 3M plus agar penularan DBD ke manusia dapat dikendalikan.

Dalam kampanye ini masyarakat diajak menerapkan pola 3M plus yaitu menguras, menutup dan mengubur barang bekas agar tidak ada celah bagi nyamuk untuk berkembang biak.

Menurut dia, cara ini dianggap sangat efektif untuk mencegah penyebaran penyakit DBD agar tidak menyebar kepada masyarakat khususnya anak-anak.

"Untuk plusnya yaitu menghindari gigitan nyamuk dengan tidur menggunakan kelambu atau menyalakan obat nyamuk," katanya.

Selain menggunakan obat nyamuk, lanjutnya, masyarakat juga diminta memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah.

"Bisa juga menabur bubuk Abate di tempat penampungan air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk agar tidak berkembang biak," ujarnya.

Dia menjelaskan, penyakit DBD disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami gejala seperti demam tinggi dan nyeri sendi otot yang membuat tulang terasa retak.

Bahkan, penyakit ini dapat menyebabkan pasien meninggal dunia seperti kasus yang terjadi pada 2019 lalu dimana terdapat satu orang warga Kabupaten OKU yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.