Provinsi Sumatera Selatan mencatat inflasi sebesar 1,53 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada Maret 2025. Angka ini meningkat signifikan dibanding Februari yang mengalami deflasi 0,41 persen.
- Kendalikan Inflasi, Sumsel Luncurkan Gerakan Tanam Cabai dan Bawang Merah Serentak
- Inflasi Tahunan Desember 2024 Tercatat 1,57 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Bahan Pokok
- Begini Strategi Pj Gubernur Sumsel Kendalikan Inflasi Jelang Nataru
Baca Juga
Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Sumsel juga naik menjadi 1,77 persen, jauh di atas bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,49 persen.
Kenaikan ini sejalan dengan tren nasional, di mana inflasi tahunan juga meningkat menjadi 1,03 persen, setelah sebelumnya deflasi 0,09 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky F. Gozali, menjelaskan bahwa lonjakan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga sejumlah komoditas, dengan kontribusi terbesar berasal dari: Tarif listrik: 0,96% (mtm), Bawang merah: 0,22% (mtm), Emas perhiasan: 0,14% (mtm), Bawang putih: 0,06% (mtm) dan Telur ayam ras: 0,03% (mtm)
Menurut Ricky, kenaikan tarif listrik dipicu oleh berakhirnya program diskon 50 persen untuk pelanggan rumah tangga berdaya ≤2.200 VA yang berlaku pada Januari–Februari 2025.
“Sementara itu, kenaikan harga bawang dan telur ayam ras dipicu oleh meningkatnya permintaan selama bulan Ramadan. Untuk emas perhiasan, tren global menjadi faktor utama karena tingginya ketidakpastian ekonomi dunia,” ujarnya.
Untuk merespons kenaikan inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Sumatera Selatan terus menggencarkan operasi pasar murah, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 1446 H.
TPID juga rutin melakukan inspeksi pasar dan pemantauan stok komoditas strategis, serta memastikan distribusi barang berjalan lancar. Upaya ini turut didukung oleh subsidi biaya angkut dari berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, BUMN, BUMD, sektor swasta, dan perbankan.
Bank Indonesia Sumsel akan terus memperkuat sinergi pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel (GPISS).
“Sinergi ini menjadi kunci untuk menjaga inflasi di rentang sasaran dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Ricky.
- Tiga Pejabat Jadi Komisaris Bank BUMN, BI Klaim Tetap Patuhi Aturan
- BI Sumsel Buka Layanan Penukaran Uang, Catat Jadwal dan Lokasinya
- BI Laporan Capital Outflow Rp10,33 Triliun, Mayoritas di Pasar Saham