Dalam hitungan bulan, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 akan berlangsung di Papua pada 2-14 Oktober nanti. Sejumlah Provinsi di Indonesia sudah memantapkan kontingen atlet dalam pemusatan pelatihan daerah (Pelatda).
- Pencairan Bonus PON Molor Lagi, Atlet Sumsel Siap Hengkang ke Provinsi Lain?
- Kronologi Terlambatnya Bonus Atlet Sumsel Peraih Medali PON XX dan Peparnas XVI
- Ternyata Bukan Hanya Sumsel, Keterlambatan Bonus PON juga Dialami Lampung
Baca Juga
Kondisi ini berbanding terbalik dengan Provinsi Sumatera Selatan yang hingga kini belum menggelar pelatda terpusat. Padahal KONI Sumsel selaku induk olahraga di Sumsel ini beramabisi ingin memperbaiki peringkat pada pesta olahraga terbesar di Indonesia ini.
Tak pelak kondisi ini selalu dikeluhkan seluruh cabang olahraga (cabor) yang akan mentas di PON Papua nanti kendati selama ini cabor sudah melakukan pelatda mandiri. Pelatih Panjat Tebing Sumsel, Rusman Afandi mengatakan kebutuhan atlet untuk pelatda terpusat memang sangat mendesak karena persiapan sudah mepet namun kepastian dari pelatda terpusat hingga kini masih belum terjadwal.
"Kalau ditanya seberapa penting digelar pelatda jelas sangat-sangat penting. Meskipun selama ini kita sudah melakukan pelatda mandiri tapi itu penuh keterbatasan baik dari waktu, jarak apalagi peralatan dan lainnya sangat terbatas," ujarnya dihubungi rmolsumsel.id, Rabu (16/7).
Rusman menjelaskan, pentingnya digelar pelatda terpusat bukan hanya sekedar urusan teknis namun juga pemantapan strategi cabor untuk memetakan peluang atlet meraih prestasi terbaik saat mentas nanti. "Pelatda itu idealnya digelar 6 bulan sebelum PON karena disitulah atlet bisa fokus ditambah try out dan lain-lain. Karena pelatda mandiri itu sangat terbatas. Kalau hanya 3 bulan itu baru selevel Porprov sementara PON itu nasional, " jelasnya.
"Panjat Tebing mengiridim 4 atlet meskipun bisa bermain di 8 sampai 10 nomor tapi kami prioritaskan 2 sampai 3 nomor karena atlet kita cuman 4. Nah, mereka ini penting untuk masuk pelatda terpusat karena butuh chemistry antar atlet dan lain-lain. Bagaimana mau prestasi kalau pelatda saja belum jelas," tambahnya.
Dia menambahkan permasalahan lain yang bakal menjadi kesulitan cabor lantaran keterbatasan alat latihan yang memang sampai saat ini tidak di suplai KONI Sumsel. "Jangankan peralatan kalau pelatda saja belum jelas, kalau mau lihat daerah lain khusus panjat tebing itu mereka sudah pakai timer electric yang punya sensor dan ini sangat penting kebutuhan atlet. Kalau pelatda nanti jadi digelar bulan Juli itu waktu efektifnya cuman 2 bulanan," kata pria yang juga menjabat Sekum FPTI Sumsel.
Hal senada juga dikatakan Sekum PASI Zulfaini M Rofi dia mengatakan selama pelatda mandiri KONI Sumsel tidak memperhatikan kebutuhan atlet. "Selama ini kita yang suplai alat-alat latihan atlet. Kita tak mau ambil pusing lah kita latihan mandir, kalau digelar pelatda terpusat yang memang harus begitu karena semua provinsi sudah mulai," pungkasnya.
- Bagi Yenny Wahid, Panjat Tebing Lebih Menarik Ketimbang Menteri
- Atlet Panjat Tebing Indonesia Sabet Emas dan Perak di Shanghai
- FPTI Optimis Atlet Panjat Tebing Tambah Tiket ke Olimpiade Paris