Tiga calon Wakil Gubernur Sumatra Selatan akan segera berhadapan dalam debat publik pada Minggu (10/11). Debat ini menjadi ajang mereka untuk menyampaikan visi, misi, serta pandangan strategis dalam memajukan Provinsi Sumsel.
Menariknya, ketiga calon ini berlatar belakang pendidikan hukum, namun dua di antaranya, yaitu Riezky Aprilia dan R.A. Anita Noeringhati telah meraih gelar doktor di bidang tersebut. Sementara itu, Cik Ujang hanya memiliki gelar sarjana strata 1 yang sebelumnya juga sempat dipermasalahkan.

Pengamat politik Sumsel, Ade Indra Chaniago, menilai perbedaan akademik ini akan menciptakan dinamika debat yang menarik. "Bukan hanya soal gelar akademik, tapi kandidat dengan gelar doktor sering kali dinilai memiliki intelektual lebih tinggi. Ini yang menjadi pembeda di panggung debat nanti," jelasnya.
Ade memprediksi, Cik Ujang mungkin akan menghadapi tantangan dalam debat, diapit oleh dua kandidat bergelar doktor. "Posisi Cik Ujang seperti 'musuh bersama' dalam debat nanti, karena kedua doktor ini memiliki kualitas intelektual yang lebih unggul jika dilihat dari gelar akademik mereka," tambahnya.
Meski Cik Ujang berpengalaman sebagai kepala daerah, debat Pilkada diyakini akan memberi pengaruh besar terhadap penilaian audiens mengenai kualitas intelektual para kandidat.
"Debat ini bukan sekadar pidato atau adu argumen. Ini tentang adu strategi dan gaya kepemimpinan. Riezky dan Anita, dengan gelar doktor di bidang hukum, akan cenderung menyajikan pandangan lebih mendalam dan analitis, terutama dalam kebijakan hukum dan tata kelola pemerintahan," ujar Ade.
Ade juga menyebut bahwa gelar doktor yang dimiliki Riezky dan Anita menjadi keunggulan tersendiri. Mereka diperkirakan lebih mampu menggali isu-isu strategis seperti regulasi dan kebijakan publik. "Pendekatan ilmiah dan riset menjadi kekuatan bagi kandidat dengan gelar doktor dalam menghadapi masalah kompleks, terutama terkait hukum dan tata kelola daerah," ujarnya.
Ade menambahkan, debat ini akan memperlihatkan keseimbangan antara kecerdasan akademik dan pendekatan pragmatis. Hasilnya sangat bergantung pada kemampuan kandidat dalam menyampaikan ide-ide mereka dan menghubungkannya dengan kebutuhan masyarakat.
Kandidat bergelar doktor kemungkinan besar akan unggul dalam argumentasi yang mendalam, sementara Cik Ujang bisa membawa perspektif dari pengalamannya sebagai pemimpin daerah.
"Kualitas intelektual kandidat akan terlihat dalam debat nanti. Tapi tetap, hanya masyarakat yang akan menentukan siapa yang layak mendapatkan mandat," tutupnya.
- Hasil Rekapitulasi Pilgub Sumsel di 17 Wilayah, HDCU Unggul di 15 Daerah, ERA Kuasai Palembang, Matahati Dominasi Ogan Ilir
- KPU Sumsel Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Rampung H-1 Pencoblosan
- Debat Cawagub Sumsel: Sesuai Prediksi, Cik Ujang Kewalahan Ladeni Dua Lawannya