Sebuah ledakan terjadi di tambang batubara Provinsi Boyaca, Kolombia. Insiden itu membuat 11 orang meninggal dunia, dan empat lainnya masih hilang.
- Pengelolaan Tambang oleh Kampus Harus Diberi Batasan, DPRD Sumsel: Jangan Sampai Ganggu Proses Perkuliahan
- Sugico Grup Diduga Lakukan Ijon IUP yang Merugikan Negara, Kementerian ESDM dan Kejagung Didesak Segera Bertindak!
- Operasional Dua Perusahaan Tambang di Morowali Utara Dihentikan
Baca Juga
Badan Pertambangan Nasional (ANM) mengatakan, kecelakaan terjadi pada Sabtu malam (26/2). Ledakan sendiri dipicu penumpukan gas metana di tambang, yang terletak di kotamadya Tasco.
Tim penyelamat dan petugas pemadam kebakaran khawatir bahwa empat orang yang masih hilang juga tewas dalam ledakan tersebut.
Dimuat Reuters, industri pertambangan Kolombia mencakup proyek tambang terbuka dan bawah tanah besar yang dioperasikan oleh perusahaan multinasional, serta ratusan deposit informal kecil.
Kecelakaan di sektor pertambangan kerap terjadi karena beberapa perusahaan ilegal, atau tidak menerapkan langkah-langkah keselamatan dengan benar.
Tambang di Tasco sendiri memiliki persetujuan untuk beroperasi.
Menurut ANM, Kolombia mengalami 128 kecelakaan pertambangan pada tahun 2021, yang menewaskan 148 orang. Sejauh ini tahun ini 19 kecelakaan pertambangan telah terjadi, dengan 36 kematian.
- Danantara Dinilai jadi Alat Melanggengkan Industri Batubara, Masyarakat Sipil Desak Pemerintah Hentikan Proyek DME
- UU Minerba Terlalu Memanjakan Pengusaha
- Pengelolaan Tambang oleh Kampus Harus Diberi Batasan, DPRD Sumsel: Jangan Sampai Ganggu Proses Perkuliahan