Kerjasama proyek infrastruktur antara Afghanistan dan China dalam kerangka Belt and Road Initiatives akan dilanjutkan di bawah kendali Taliban.
- Taliban Tembak Mati Warganya Gara-gara Ketahuan Main Game PUBG
- Tekan Perdagangan Narkoba, Taliban Berantas 40 Ribu Hektar Tanaman Opium
- 237 Warga Afganistan Dieksekusi Mati Taliban Tanpa Proses Pengadilan
Baca Juga
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Kantor Politik Taliban Abdul Salam Hanafi kepada Asisten Menteri Luar Negeri China Wu Jianghao lewat panggilan telepon pada Kamis (2/9).
Kementerian Luar Negeri China mengatakan, panggilan telepon itu untuk membahas situasi di Afghanistan dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
Dalam kesempatan itu, China juga mengonfirmasi rencananya untuk membuka Kedutaan Besarnya di Kabul.
Sementara itu Hanafi menekankan, Taliban tidak akan membiarkan pasukan mana pun menggunakan tanah Afghanistan untuk mengancam China. Kelompopk itu juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah demi melindungi misi dan warga China di Afghanistan.
“Kerjasama sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road China akan mendorong pembangunan dan kemakmuran Afghanistan dan kawasan. Afghanistan berharap dapat terus aktif mendukung dan berpartisipasi dalam kerjasama ini,” kata Hanafi, seperti dikutip Sputnik.
Setelah menguasai Kabul dan mengambil alih kendali pada 15 Agustus, Taliban diharapkan akan segera mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan. Taliban sendiri berkomitmen untuk menghadirkan pemerintahan yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia.
- China Integrasikan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen
- China Resmi Balas Tarif Impor 34 Persen untuk Semua Barang dari AS