Tak Kunjung Diperbaiki, Jembatan Aik Enim Bahayakan Pengguna Jalan di Kecamatan Semendo Darat Ulu

Jembatan yang menghubungkan beberapa desa, termasuk desa Cahaya Alam menuju Danau Gerak, Pelakat, Sinar Jaya, dan areal perkebunan, kini menjadi ancaman bagi nyawa karena mulai keropos dimakan usia/Foto:Novianysah
Jembatan yang menghubungkan beberapa desa, termasuk desa Cahaya Alam menuju Danau Gerak, Pelakat, Sinar Jaya, dan areal perkebunan, kini menjadi ancaman bagi nyawa karena mulai keropos dimakan usia/Foto:Novianysah

Masyarakat pengguna jalan di kecamatan Semendo Darat Ulu (SDU) semakin khawatir dengan kondisi jembatan Aik Enim yang telah berdiri sejak tahun 1995. 


Jembatan yang menghubungkan beberapa desa, termasuk desa Cahaya Alam menuju Danau Gerak, Pelakat, Sinar Jaya, dan areal perkebunan, kini menjadi ancaman bagi nyawa mereka karena berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 50 meter.

RM Mubarak, seorang warga desa Cahaya Alam, mengungkapkan kekhawatiran masyarakat terhadap jembatan tersebut. Menurutnya, pipa-pipa besi yang menopang jembatan telah mengalami keropos dan ada beberapa yang bahkan sudah terlepas. 

Pengalaman menatap ke dasar sungai yang begitu dalam membuatnya merinding, dan kini masyarakat tidak berani berlama-lama di atas jembatan tersebut, termasuk saat hujan, karena kondisinya yang semakin memprihatinkan.

"Dulu seingat saya kalau SD dulu, apabila hujan banyak yang berteduh disana karena ada atap, sekarang ini jangankan berteduh melintas saja sudah ekstra hati-hati," ujarnya kepada kantor berita RMOLSumsel, Selasa (25/7).

Ali Sadikin, seorang pengguna jalan lainnya, mengungkapkan bahwa kekhawatiran akan keselamatan telah ada sejak awal jembatan dibangun. Namun, hingga saat ini, tidak ada upaya perbaikan yang dilakukan. 

Jembatan Aik Enim memiliki peran penting dalam aktivitas sehari-hari masyarakat, seperti distribusi bahan pokok dan transportasi hasil perkebunan. Namun, keadaan jembatan yang semakin memburuk membuat masyarakat cemas, terutama karena kendaraan berat dapat menyebabkan pipa-pipa penopang jembatan patah.

"Tolong diupayakan untuk segera diperbaiki atau dibangun permanen, karena ini menyakut hajat dan aktivitas masyarakat banyak, jalan penghubungnya pun sudah sangat rusak" harapnya.

Amrullah, Kepala Desa Cahaya Alam, mengakui bahwa kondisi jembatan Aik Enim sangat mengkhawatirkan dan desa telah berulang kali mengusulkan perbaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). 

Sebagai akses vital bagi masyarakat, mereka terus berupaya agar jembatan ini diperbaiki. Beberapa anggota DPRD juga sudah melakukan tinjauan ke lokasi untuk menilai kondisi jembatan.

"Kami tentunya berharap pemerintah bisa menganggarkan untuk membangun jembatan tersebut secara permanen, karena sudah membahayakan dan berulang sudah kami ajukan di Musrenbang," pungkasnya.

Jembatan Aik Enim dikenal sebagai proyek yang dibangun pada tahun 1995 melalui program ABRI Masuk Desa (AMD). Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan konkret untuk mengatasi masalah keselamatan ini.