Mayoritas masyarakat dianggap mendukung konsep kepemimpinan yang memperlihatkan kerja dan respon cepat menangani masalah masyarakat bawah tanpa memperhatikan suku, agama, ras, dan antaragama (SARA).
- Pisah dari Herman Deru, Mawardi Yahya Gandeng Harnojoyo Maju Pilgub Sumsel
- Advokat Muda Sriwijaya Optimis Uji Materi Batas Usia Capres dan Cawapres Dikabulkan Mahkamah Agung
- PKS Desak Kemlu Kirim Nota Protes ke Swedia Terkait Pembakaran Al Quran
Baca Juga
Hal itu merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI) terkait persepsi masyarakat terkait dampak krisis multidimensi global, baik ekonomi, pangan, dan kerusakan lingkungan dan konsep kepemimpinan untuk menjaga keberlanjutan Indonesia.
Sekretaris Jenderal APSSI, Novri Susan mengatakan, pada pertanyaan tentang konsep kepemimpinan Indonesia yang paling dibutuhkan agar mampu menghadapi krisis global dan menjaga keberlanjutan Indonesia, sebanyak 34,84 persen responden mendukung konsep kepemimpinan yang memperlihatkan kerja dan respon cepat.
"Sedangkan isu lingkungan dalam kepemimpinan nasional tampaknya mulai menjadi perhatian serius masyarakat dengan mencapai urutan kedua, yaitu 14,33 persen," ujar Novri dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (4/11).
Selain itu kata Novri, konsep di bawah dua isu tersebut, adalah pemimpin yang tegas menegakkan hukum sebanyak 12,67 persen, dan diikuti konsep kepemimpinan cerdas memiliki ilmu pengetahuan sebesar 12,63 persen.
Survei ini menggunakan pendekatan statistik deskriptif non-hipotesis. Pelaksanaan survei ada di enam kluster kepulauan, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Bali-NTT-Papua dengan responden sejumlah 418 dengan pengambilan sampe periode 8-20 Oktober 2022.
Metode pengumpulan data melalui digital simple random sampling dengan margin of error 5 persen.
- Polisi Tak Bisa Pidanakan Arteria Dahlan, Ini Alasannya
- Ditangkap Polisi Atas Dugaan Penistaan Agama, Ini Pasal yang Menjerat YouTuber Muhammad Kace