Sungai Pabil Meluap, Jalan Penghubung PALI-Musi Rawas Nyaris Terputus

Kondisi Jalan Dusun Tumpang Sari yang merupakan akses penghubung antara Kabupaten PALI dan Musi Rawas nyaris putus karena banjir. (Eko Jurianto/RmolSumsel.id)
Kondisi Jalan Dusun Tumpang Sari yang merupakan akses penghubung antara Kabupaten PALI dan Musi Rawas nyaris putus karena banjir. (Eko Jurianto/RmolSumsel.id)

Jalan alternatif PALI-Musi Rawas yang melintasi desa Semangus kecamatan Talang Ubi kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tepatnya dusun Tumpang Sari terendam banjir akibat hujan deras yang berlangsung sejak beberapa hari kemarin.


Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut mengakibatkan sungai Abil meluap dan satu jembatan terendam banjir hingga membuat desa Semangus nyaris terisolir dan putusnya jalur alternatif.

Dari pantaaun Kantor Berita RMOLSumsel.id, banjir sedalam lebih kurang 1 meter ini merendam jalan hingga panjang 200 meter. Mengakibatkan kendaraan roda dua yang melintas terpaksa harus digotong melalui batang kayu oleh warga sekitar, sedangkan kendaraan roda empat harus memutar jalan lebih jauh tiga kali lipat.

"Harus menggunakan jasa angkut warga disini, karena airnya terlalu dalam untuk diterobos menggunakan sepeda motor. Selain itu arus air juga cukup deras, sehingga khawatir kalau untuk menerobos banjir terseret arus," Ujar Suraji warga Semangus yang akan melintasi jalan tersebut, Minggu (26/2)

Selain itu dirinya juga mengaku bahwa banjir di lokasi ini memang sering terjadi setiap tahunnya ketika musim penghujan tiba. Karena kondisi jembatan yang cukup tua dan belum pernah dilakukan perbaikan sejak dibuat pada tahun 1980an.

“Biasanya ketinggian air lebih dari satu meter, dan memang kondisi jembatan yang sejak dibuat dahulu. Terlihat juga jembatan ini tidak memiliki pagar pembatas, sehingga sangat rawan kalau yang belum tahu kondisinya," ujarnya.

Senada yang dikatakan Anto, dirinya menjelaskan akibat banjir tersebut mengakibatkan banyak warga yang gagal beraktivitas bertani karena tidak dapat melintas.

"Tidak jadi ke kebun pak, tidak bisa lewat sudah dua hari ini gagal ke kebun. Kami berharap segera ada tindakan dari pemerintah terkait, apalagi saat ini jalan ini menjadi jalur alternatif,”katanya.

Sementara, Sutiono, warga dusun Tumpang Sari, salahsatu penyedia jasa angkut, menjelaskan bahwa untuk tarif per kendaraan bermotor di patok berdasarkan jenis kendaraan motornya.

"Untuk motor bebek dan metik kita patok jasanya Rp 20.000, sedangkan untuk motor besar sekitar Rp 40.000. Kita menggunakan batang kayu dengan empat orang, jadi hasilnya kita bagi empat." pungkasnya.