Sumsel Defisit Tenaga Dokter, Butuh 1.556 Orang Tutupi Kekurangan

ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)
ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)

Jumlah dokter yang ada di Sumsel saat ini mencapai 2.679 orang. Namun, jumlah tersebut belum bisa memenuhi rasio kebutuhan dokter di Bumi Sriwijaya yang mencapai 4.425 orang. Alhasil, Sumsel mengalami defisit tenaga dokter sebanyak 1.556 orang.


Tak hanya dari sisi kuantitas, sebaran tenaga kesehatan terutama dokter saat ini masih terpusat di perkotaan. “Jadi tidak sampai ke desa-desa. Hanya di ibukota kabupaten/kota saja,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru saat memberikan kata sambutannya di upacara pelantikan lulusan Fakultas Kedokteran Unsri, Selasa (15/2).

Herman Deru mengharapkan, lulusan kedokteran Unsri bersedia mengabdikan dirinya untuk melayani warga yang tinggal di pelosok. “Secara kuantitas, sudah banyak Unsri menghasilkan dokter dan sarjana spesialis, perawat, dokter gigi dan lainnya. Tapi, yang saya minta penyebarannya, jangan menumpuk di kota," ujarnya.

Menurutnya, profesi dokter yang disandang lulusan memiliki beban dan tanggung jawab moril. “Apalagi ada janji dan sumpah untuk melayani mereka yang tak hanya di kota saja, tapi semuanya,” terangnya.

Rektor Unsri, Annis Saggaf mengatakan, tahun ini 97 persen mahasiswa yang menyelesaikan dalam waktu 7 semester. Mahasiswa kedokteran saat ini dituntut harus cepat, tepat dan qualified. “Kalau dulu kan alon-alon asal kelakon, sekarang harus cepat, tepat dan qualified. Artinya, dia cepat, tepat dan punya kualifikasi. Tapi anak-anak kita tetap brilian, cepat mengabdi untuk bangsa dan terpenting mendapatkan posisi yang diperlukan sesuai profesinya," pungkasnya.