Peringatan Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, terkait kebijakan tarif baru Amerika Serikat (AS) yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, dinilai sangat tepat. Dasco menekankan pentingnya pemerintah Indonesia untuk menjalankan diplomasi yang efektif guna menghadapi kebijakan tersebut.
- Dasco Sebut Tatib DPR Hanya Berfungsi sebagai Pengawasan dan Rekomendasi bagi Pemerintah
- Dasco Tegaskan Listrik di Bawah 6.600 Watt Tidak Kena PPN 12 Persen
- Nasdem Tak Masuk Kabinet, Begini Penjelasan Dasco
Baca Juga
Dasco mengingatkan agar Indonesia tidak menjadi pasar tempat ekspor “buangan” bagi produk negara lain yang tidak bisa masuk ke pasar AS akibat kebijakan tarif baru ini. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan ini berpotensi menggagalkan program hilirisasi yang sedang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Jangan sampai Indonesia menjadi sasaran 'tempat pembuangan' barang-barang produk negara lain yang tidak bisa dipasarkan di AS. Ini sangat berbahaya bagi produk industri Indonesia dan bisa menggagalkan proses hilirisasi kita," ujar Dasco dalam keterangannya.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat, yang menilai bahwa ancaman yang disampaikan oleh Dasco adalah hal yang nyata. Menurut Jumhur, negara-negara yang produknya tidak laku di Amerika Serikat kemungkinan besar akan mengalihkan ekspor mereka ke Indonesia.
"Saya rasa ini pernyataan yang genuine dan cerdas karena kita memang harus dan wajib melindungi produk dalam negeri kita," kata Jumhur, Jumat (4/4/2025).
Jumhur menambahkan bahwa ia mendukung penuh gagasan Dasco agar seluruh pihak—baik eksekutif, legislatif, yudikatif, dan sektor swasta—bersatu untuk menjaga kepentingan nasional, terutama dalam perlindungan terhadap industri dalam negeri.
"Kaum buruh pun siap berdiri di garis depan bersama-sama menjaga kepentingan nasional dalam hal ini kepentingan industri nasional. Karena bila gagal menjaga ini, kaum buruh lah yang paling pertama terdampak," tutup Jumhur.
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen
- Trump Mendadak Tunda Penerapan Tarif 90 Hari, China Justru Diganjar 125 Persen
- ASEAN Kompak Hadapi Trump, Prabowo Berunding dengan Malaysia hingga Brunei