Produksi cabai di Palembang merosot tajam akibat musim hujan yang tak menentu. Selain jumlah panen yang berkurang, kualitas cabai lokal pun menurun. Kondisi ini memaksa Dinas Perdagangan (Disdag) Palembang mengambil langkah cepat dengan mendatangkan pasokan cabai dari luar daerah.
- Divre III Palembang Sudah Jual 11 Ribu Tiket Lebaran
- Analis: Rencana Akuisisi BTN Syariah oleh BSI Sulit Terwujud
- Batiqa Hotel Palembang Hadirkan Paket Spesial, Nasi Tumpeng IKN Sambut Kemerdekaan Indonesia
Baca Juga
Kabid Stabilisasi dan Sarana Distribusi Perdagangan Disdag Palembang, Elsa Noviani, mengungkapkan bahwa banyak petani di Sumatera Selatan gagal panen karena curah hujan tinggi yang menyebabkan lahan pertanian terendam.
“Akibat hujan deras, banyak petani di Sumsel yang tidak bisa panen. Untuk memenuhi kebutuhan cabai di Palembang, kami mendatangkan suplai dari Padang,” kata Elsa, Kamis (6/3/2025).
Tak hanya dari Padang, Palembang juga mengandalkan pasokan cabai dari Aceh. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, terutama menjelang bulan Ramadan, di mana konsumsi cabai biasanya meningkat.
“Stok cabai lokal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. Karena itu, selain Padang, kami juga mengandalkan distribusi dari Aceh,” tambahnya.
Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terus berupaya menjaga ketersediaan cabai, tantangan cuaca menjadi hambatan utama. Hujan yang kerap menyebabkan banjir membuat banyak lahan pertanian terdampak dan hasil panen pun menurun drastis.
“Hujan yang deras dan banjir menjadi penyebab utama gagalnya panen petani lokal. Akibatnya, pasokan cabai berkurang dan harga di pasaran pun cenderung naik,” jelas Elsa.
- PNM Perkuat Layanan Posko Mudik BUMN di Balikpapan dan Padang untuk Pemudik
- Diwacanakan Diambil Alih Kementan, Bulog Ikut Arahan Pemerintah
- Stok Bahan Pokok Aman di Muara Enim, Tapi Harga Merangkak Naik