Sriwijaya FC dijadwalkan bertemu dengan Muba Babel United pada laga perdana masing-masing tim di Grup A Liga 2 musim kompetisi 2021 pada Rabu (6/10) mendatang. Tidak hanya di dalam lapangan, rivalitas kedua tim di luar lapangan terasa begitu kental.
- Posisi SFC di Liga 2 Belum Aman, Siap-siap Kena Sanksi Jika Mogok Bertanding
- Amankan Tiga Poin, SFC Bungkam Persikota di Jakabaring
- Hadapi Persikota di Jakabaring, Sriwijaya FC Bertekad Bangkit di Leg Kedua Playoff Degradasi
Baca Juga
Manajemen tim Muba Babel United bukan orang baru. Sebagian besar merupakan pengurus Sriwijaya FC beberapa musim sebelumnya. Ikatan kuat antara pengurus kedua tim ini pernah terjadi saat Sriwijaya FC merengkuh berbagai prestasi di tahun-tahun sebelumnya.
Dodi Reza yang kini menjabat sebagai Bupati Muba sekaligus Presiden Muba Babel United, pernah memimpin Presiden Sriwijaya FC saat ini, Hendri Zainuddin saat itu. Baik sebagai manajer maupun Direktur Teknik PT SOM.
Tapi kini sudah berbeda. Dinamika politik Sumsel membuat keduanya berpisah jalan. Dodi Reza dengan semangatnya yang tetap ingin memajukan olahraga akhirnya memboyong Babel United ke Bumi Serasan Sekate. Sementara HZ -sapaan akrabnya kini menangani Sriwijaya FC.
Takdir jualah yang akhirnya mempertemukan kedua tim ini. Sebab di sisi lain, banyak pula yang berharap Sumsel memiliki lebih dari satu tim Sepakbola untuk dibanggakan. Dan tentunya berharap kedua tim ini bisa bertemu dalam satu laga.
Laga penuh rivalitas, laga penuh pembuktian, atau laga apapun sebutannya, yang jelas kedua tim telah bersiap dengan maksimal untuk mencapai target lolos ke Liga 1, terlepas dari apapun dinamika yang terjadi.

Adu Kuat Sponsor, Perkebunan vs Pertambangan
Muncul sebagai salah satu kekuatan baru, Muba Babel United melakukan inovasi untuk mengakomodir kebutuhan tim. Kombinasi kompak Bupati Dodi Reza dan Wakil Bupati (Wabup) Beni Hernedi memunculkan Muba Corporate Forum (MCF) yang berisi 71 perusahaan yang berinvestasi di Muba untuk menyuplai kebutuhan tim. Selain pembina tim, Wabup Beni juga ditunjuk sebagai pembina MCF.
Sejak sebelum pandemi, sampai saat ini, deretan perusahaan ini siap mensponsori dan mendukung kiprah Muba Babel United untuk maju ke puncak kejayaan, meski baru berdiri. "Ini (Pandemi) tantangan sekaligus kendala kita selama ini (setelah MCF terbentuk). Secara prinsip, Bupati dan Wakil Bupati hanya sebagai perantara gotong royong dari perusahaan ini untuk memajukan daerah," ungkap Beni.
Hadirnya klub sepakbola di Muba, tidak hanya sebagai sarana promosi daerah. Jauh dari itu, ada nilai kebanggaan yang selama ini juga telah dirasakan oleh masyarakat. Kurang lengkap rasanya, apabila Muba yang dikenal sebagai kabupaten di Sumsel yang fokus pada pembinaan olahraga tak memiliki klub sepakbola yang berlaga di ajang nasional.
"(Mengurusi sepakbola) tidak seindah yang dibayangkan. Kalau bicara yang umum (didapat Muba), tentu ada pemasukan bagi daerah, seperti pajak, tiket, dan pendapatan lain. Tetapi, kalau kita bisa berprestasi, rasanya itu tidak ternilai dengan materi," tambah Beni dalam kesempatan temu media Senin (4/10) petang.
Sebuah pengalaman baru, mengingat di kompetisi sebelumnya saat telah bermarkas di Muba, tim Muba Babel United hanya melakoni satu laga sebelum terhenti karena pandemi di tahun 2019. Kini, semangat baru dengan dukungan dari investor diharapkan terbayar dengan prestasi para pemain di atas lapangan.
Hal senada diungkapkan oleh Bendahara MCF, Irwandi dalam kesempatan yang sama. "Tidak muluk-muluk, hanya berbagi untuk mengurangi beban finansial klub. Karena kita tahu sepakbola ini seperti apa, dan targetnya bagaimana (lolos Liga 1). Jadi kita terpanggil untuk klub ini," ungkapnya.
Dikatakan Irwandi, berbagai perusahaan tergabung dalam MCF. Beberapa yang mendominasi diantaranya bergerak di sektor perkebunan dan kehutanan, namun ada pula yang bergerak di sektor pertambangan. Tidak ada kesepakatan khusus, bagi pihaknya Muba Babel United cukup memberikan yang terbaik dan membuat masyarakat Muba bangga.
"Menghadapi pertandingan perdana, tidak ada hal khusus. Hadirnya Muba Babel United dan MCF ini merupakan terobosan dari Bupati dan Wakil Bupati yang menyatukan kita semua demi masyarakat Muba," ujarnya.
Begitu pula Sriwijaya FC yang berjuluk tim Laskar Wong Kito. Gerak cepat dilakukan manajemen sebelum kompetisi dimulai. Pembina klub, Gubernur Herman Deru dan Presiden Hendri Zainuddin menunjuk Kepala Dinas ESDM Sumsel Hendriansyah sebagai manajer tim.
Hadirnya Hendri-sapaannya membawa sejumlah sponsor baru bagi Sriwijaya FC diluar sponsor konvensional yang ada selama ini seperti Bank Sumsel Babel dan PTBA. Yakni Bomba Group (perusahaan holding investasi), PT Triaryani (pemilik tiga konsesi batubara di Sumsel), Bara Goal (PT Bara Alam Utama), dan PT Sinar Mas.
Terbaru ada dua perusahaan batubara yang beroperasi di wilayah Kabupaten Lahat, yakni PT Muara Alam Sejahtera (PT MAS), dan PT Golden Great Borneo (PT GGB).
"Kita tidak hanya dari perusahaan tambang (batubara) saja. Semua potensi sumber daya di Sumsel boleh berpartisipasi. Insha Allah nanti ada lagi (yang bergabung). Jadi, peran sekecil apapun kita terima guna mewujudkan mimpi SFC bermain di Liga 1 lagi," kata Hendriansyah kepada awak media beberapa hari lalu.

Laga Conflict Of Emotions
Seperti disampaikan sebelumnya, laga antara Sriwijaya FC dan Muba Babel United sarat dengan konflik emosional. Tidak hanya sebagai ajang pembuktian dan gengsi pengurus serta sponsor, namun gengsi di atas lapangan juga berlangsung seru pada musim ini.
Dalam skuad Sriwijaya FC saat ini terdapat Afriyansyah, Bobby Satria dan Akbar Zakaria yang merupakan mantan pemain yang pernah dikontrak Muba Babel United. Sementara di tim Muba Babel United terdapat nama Derry Herlangga, Zaka Mabruri, Hafit Ibrahim, Rian Wiradinata, Amirul Mukminin dan Titus Bonai sebagai mantan Sriwijaya FC.
"Kita ini pemain bola. Profesional saja sama klub. Nanti kalau main, kita anggap tidak ada, anggap patung saja biar kita fokus," ungkap Tibo- sapaan akrab Titus Bonai kepada Kantor Berita RMOLSumsel.
Tidak bisa dipungkiri, selama membela Sriwijaya FC beberapa pemain yang kini berseragam Muba Babel United juga memiliki kedekatan dengan para suporter. Namun, apa yang dikatakan Tibo itu merupakan komitmen dirinya sebagai pemain untuk menjawab target dari manajemen Tim Muba Babel United.
Hal yang sama tentu berlaku pula bagi pemain Muba Babel United yang kini berseragam Sriwijaya FC. Panasnya tensi di luar lapangan tentu memberi pengaruh seiring penekanan-penekanan khusus dari tim pelatih untuk memenangkan setiap laga. Maklum, di Grup A, tidak hanya ada kedua tim, tetapi juga tim lain di Sumatera yang juga punya target sama, lolos ke Liga 1 musim depan.
"Kita sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin walaupun persiapan kita tidak terlalu lama, tapi saya punya keyakinan dengan mengeluarkan kemampuan yang terbaik kita bisa mendapat 3 poin. Kemenangan perdana ini sangat penting bagi kita karena dengan begitu kita akan semakin mudah untuk bisa lolos ke babak selanjutnya,"ujar pelatih Muba Babel United, Sasi Kirono.
Sedangkan bagi pelatih Sriwijaya FC Nil Maizar, percaya diri akan menjadi kunci menghadapi Muba Babel United yang kini juga diperkuat legenda Persib Bandung, Atep. Ia tak mau anak asuhnya menganggap remeh lawan karena bertanding di rumah sendiri. Oleh sebab itu, Sriwijaya FC mengasah taktik dan strategi dengan maksimal.
"Soal Muba, kita sudah pantau. Mereka datangkan pemain senior. Tinggal bagaimana kita menghadapi mereka. Kita punya kemampuan, mereka juga. Dia pakai taktik apa, itu urusan mereka. Yang penting kita bersungguh-sungguh dan menjalankan program pelatih serta mengeksplor kemampuan dalam bertanding,"jelasnya.
Saling Bantu atau Saling Bantai
Ada bumbu tersendiri jelang pertandingan ini dua saudara Sriwijaya FC dan Muba Babel United kali ini. Pertemuan perdana kedua tim di kompetisi resmi ini akan diwarnai dengan adu taktik kedua pelatih, adu fisik para pemain, dan tentunya psywar yang telah ditebar sejak jauh hari.
Namun sekali lagi, di Grup A tidak hanya ada Sriwijaya FC dan Muba Babel United, tetapi juga tim lain di Sumatera yang juga punya target sama, lolos ke Liga 1 musim depan, yakni PSPS Riau, KS Tiga Naga, PSMS Medan, dan Semen Padang. Mereka juga mempersiapkan diri secara maksimal.
Jika berbicara tentang kedaerahan, Sumsel sejatinya tidak lagi memiliki wakil di kompetisi sepakbola utama Liga Indonesia sejak musim 2018, saat Sriwijaya FC terdegradasi. Sempat mencoba bangkit, namun Sriwijaya FC kembali terjegal dan urung melompat ke kasta utama. Hal yang kembali berulang musim ini.
Bedanya, musim ini Sriwijaya FC memiliki Muba Babel United yang bisa dipandang sebagai rival atau sebagai saudara. Kedua tim sama-sama punya peluang. Namun jika kedua tim, ataupun pengurus kedua tim, untuk menepiskan ego masing-masing. Peluang dua tim Sumsel untuk lolos putaran grup dan berlaga di Liga 1 tentu terbuka. Tidak hanya membanggakan prestasi pribadi, tetapi menjadi kebanggaan Sumsel seutuhnya.
- Besok Prabowo Resmikan Danantara di Istana Merdeka
- Posisi SFC di Liga 2 Belum Aman, Siap-siap Kena Sanksi Jika Mogok Bertanding
- Sriwijaya FC Amankan Tempat di Liga 2 Usai Kalahkan PSMS Medan