Melemahnya perekonomian China yang diiringi dengan 50 perusahaan properti yang bangkrut dikhawatirkan dapat berdampak pada perekonomian Indonesia.
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Sri Mulyani Kucurkan Rp2,874 Triliun untuk Renovasi dan Bangun 21 Stadion Sepak Bola
- Prabowo Subianto dalam Bahaya jika Pilih Menkeu Seperti Sri Mulyani
Baca Juga
Pasalnya, China merupakan salah satu mitra dagang besar Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani yang saat ini tengah mewaspadai dampak yang mungkin ditimbulkan dari pelemahan ekonomi Tiongkok itu.
"Semua (mitra) dengan China mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat tapi ini sesuatu yang perlu kita lihat apa sebabnya dan bagaimana dampaknya ke ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Rabu (25/10).
Dalam penjelasannya, Menkeu RI itu mengutip laporan Financial Times yang menyebut bahwa sektor properti di China saat ini sangat mengkhawatirkan dengan banyaknya yang mengalami kesulitan keuangan atau default.
"Ini berarti akan pengaruhi Indonesia karena perekonomian China sebagai ekonomi terbesar kedua dunia itu menjadi motor pertumbuhan ekspor dari banyak negara termasuk Indonesia," jelasnya.
Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia, dan sebagai negara tujuan utama ekspor Indonesia, melemahnya ekonomi negara itu dikatakan Sri dapat memengaruhi dan menekan ekspor dalam negeri.
"Banyak negara yang ekspor ke China sehingga pelemahan ekonomi China pasti akan pengaruhi pertumbuhan ekspor kita," pungkasnya.
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik dari Rp71 Triliun Jadi Rp171 Triliun
- Sri Mulyani Kucurkan Rp2,874 Triliun untuk Renovasi dan Bangun 21 Stadion Sepak Bola