Soal Video Boikot Pembayaran Lewat BSB, K-MAKI: Pemimpinnya Tidak Tegas dan Tidak Becus

Deputi Komunitas Masyarakat Anti Korupsi (K-MAKI) Sumsel Feri Kurniawan. (dok/rmolsumsel.id)
Deputi Komunitas Masyarakat Anti Korupsi (K-MAKI) Sumsel Feri Kurniawan. (dok/rmolsumsel.id)

Beberapa hari ke belakang, beredar video Kepala UPTB Samsat III Palembang Deliar Marzuki seolah-olah mengajak memboikot pembayaran melalui Bank SumselBabel. Video itu lantas viral dan beradar di berbagai lini masa. 


Saat itu, dia tidak menyebut secara persis permasalahan. "Karena sesuatu dan lain hal," ujarnya dalam video itu. Belakangan, Deliar kembali membuat video yang berisi permintaan maaf. Dia mengaku khilaf dan alpa sebagai seorang manusia. 

Dalam video terbarunya Deliar meminta maaf selaku pembantu Gubernur Herman Deru. Permintaan maafnya itu juga disampaikan kepada Kepala Bapenda Provinsi Sumsel dan jajaran Direksi Bank SumselBabel. 

Menyoroti hal ini Deputi Komunitas Masyarakat Anti Korupsi (K-MAKI) Sumsel Feri Kurniawan menilai apa yang dilakukan oleh Deliar termasuk cukup luar biasa untuk tingkatan pejabat. Sebab, Bank SumselBabel merupakan Bank daerah dimana Pemprov Sumsel merupakan salah satu pemegang saham. 

Bahkan selama ini gaji pegawai Pemprov Sumsel juga dibayarkan melalui Bank SumselBabel, sehingga Feri heran kenapa tiba-tiba muncul video Deliar mengajak pembayar pajak tidak menggunakan Bank tersebut. "Apakah ada keinginan Kepala UPTB Samsat yang terhormat itu yang tidak dipenuhi Bank Sumsel?" tanya Feri.

Munculnya video Deliar itu, yang meskipun telah diklarifikasi, lanjut Feri memunculkan preseden buruk atas kepemimpinan Gubernur Herman Deru. Bagaimana bisa seorang bawahan bertindak, menyampaikan ajakan, seolah-olah melebihi kewenangan pimpinannya. 

"Biasanya kalau bawahan berani sama pimpinan, itu pasti pimpinan takut, atau bawahan punya kartu pimpinan sehingga terpaksa diam saja," tambah Feri menganalogikan.

Apabila kembali kepada polemik yang ramai tersebut, Feri menantang Gubernur untuk memberikan sanksi tegas terhadap bawahannya itu. "Pemimpin saat ini sudah tidak punya lagi wibawa, pegawai bawahan sudah berani melangkahi kewenangannya. Kita tantang Gubernur untuk mencopotnya," kata Feri.

Sebab bukan kali ini saja Feri menyoroti kinerja pejabat Pemprov Sumsel. Sebelum ini, pihaknya juga menilai Gubernur Sumsel tidak becus melakukan seleksi dan penempatan pejabat dengan menjadikan orang yang dilaporkan jual beli jabatan di Kementerian Agama sebagai Sekretaris Inspektorat Provinsi Sumsel.