Untuk pertama kalinya SMAN 10 Palembang mengundang seorang seniman untuk membagi ilmunya dengan siswa dan siswi SMAN 10 Palembang, kali mantan Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) Vebri Al Lintani menjadi pemateri mengenai musik Batang Hari Sembilan, Jumat (15/10) di aula SMAN 10 Palembang.
- Jadi Gubernur Sehari, Pemenang Lomba Esai RMOL Sumsel Ikut Melantik Pj Wali Kota Palembang!!!
- Peringati HUT RI ke-77, CPI Gelar Diskusi Sejarah Perjuangan Kemerdekaan
- Disdik Perpanjang PJJ, Guru Harus Tetap Aktif
Baca Juga
Pengamatan di lapangan siswa dan siswi SMAN 10 Palembang sangat antusias menyimak dan mengikuti semua uraraian dari Vebri Al Lintani yang juga seorang budayawan kota Palembang.
Penjelasan Vebri Al Lintani bukan hanya dengan teori saja tetapi juga dengan langsung mempraktekkan musik Batang Hari Sembilan tersebut dengan menggunakan gitar tunggal.
Menurut Metty Ambyar selaku guru seni budaya SMAN 10 Palembang , mengakui materi musik tradisional ini dengan mengundang seniman masuk SMAN 10 Palembang mendapatkan dukungan dari Kepala Sekolah SMAN 10 Palembang.
"Kami berusaha mendatangkan seniman biar anak-anak antusias belajarnya, jangan hanya anak-anak itu materi dari gurunya saja, ini contohnya bagaimana musik tradisional Sumatera Selatan ada gitar tunggal dan kami datangkanlah pak Vebri supaya memberi contoh," katanya sembari mengatakan ada dua kelas 10 yang mengikuti materi yang disampaikan Vebri Al Lintani ini.
Dia mengakui baru sekali ini SMAN 10 Palembang mengundang seniman masuk dalam SMAN 10 Palembang. "Kami akan berusaha untuk ada kerjasama supaya seniman masuk sekolah , kami juga akan berbicara dengan kepada sekolah kami," kata
Sedangkan Vebri Al Lintani mengaku di minta Metty Ambyar selaku guru seni budaya SMAN 10 Palembang untuk memperkenalkan Musik Batang Hari Sembilan di kelas.
"Ini sebenarnya ide yang bagus bagi guru-guru seni mendatangkan seniman untuk mengenal kebudayaan kita yang selama ini mungkin asing, kalau kita cek tadi di anak-anak , pertama istilah Batang Hari Sembilan mereka baru kali ini dengar, padahal sering kali di tulis di media istilah Batang Hari Sembilan, apalagi irama batang hari sembilan," katanya.
Artinya, menurut Vebri anak-anak milenial ini kurang dikenalkan dengan irama Batang Hari Sembilan. "Maka itu sekolah-sekolah sebaiknya mengenalkan icon-icon lokal ini kukira tujuan ibu Metty sangat bagus ini sebenarnya sesuai dengan apa yang kita pikirkan dulu waktu saya masih di Dewan Kesenian Palembang salah satu konsep kita itu seniman masuk sekolah, artinya ini juga mengadopsi seperti yang dipusat itu seperti sastrawan menjawab, jadi sekolah memanggil seniman, untuk siswa bertanya , dan seniman menjawab untuk mengenalkan musik lokal, tidak cuma Seni Batang Hari Sembilan," katanya.
Musik Batang Hari Sembilan ini menurut Vebri, irama yang ada di wilayah Batang Hari Sembilan dengan memainkan gitar tunggal dengan lirik-lirik pantun.
“Jadi basisnya pantun yang dinyanyikan diiringi musik Batang Hari Sembilan, tadi saya mengajar untuk dua sesi, satu jam , satu jam , kukira tadi tidak cuma teori karena kalau seniman datang juga mempraktekkan apa yang dia ada, kebetulan saya mengerti soal itu teori dan praktek Musik Batang Hari Sembilan , maka saya memperkenalkan itu, itu sangat baik , patut di contoh oleh sekolah-sekolah lain sehingga anak-anak bisa memahami jadi tidak juga mengidolakan korea atau budaya lain yang bukan budaya kita,” katanya.
Budaya Sumsel menurutnya tidak kalah hebatnya dengan budaya lain cuma belum mengangkatnya secara baik, secara profesional dan secara proporsional .
"Patut dilihat oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan untuk melihat ini karena beginilah strategi kita untuk mengenalkan kembali atau merevitalisasi kebudayaan lokal kita," pumgkasnya.
- Mahasiswa Modnus Belajar Alunan Musik Batanghari Sembilan
- WE CARE ! Charity Concert, Kolaborasi Keceh Peduli Sesama
- Sosok Sahilin Sang Maestro Tembang Batanghari Sembilan Dimata Teman Duetnya Siti Romlah