Setelah 16 Tahun Dibudidayakan di Luar Habitat, Rafflesia Arnoldii Mekar di Kebun Raya Bogor

Rafflesia Arnoldii R. Br.  mekar di Kebun Raya Bogor setelah 16 tahun dibudidayakan di luar habitat/ist
Rafflesia Arnoldii R. Br. mekar di Kebun Raya Bogor setelah 16 tahun dibudidayakan di luar habitat/ist

Untuk pertama kalinya, Rafflesia Arnoldii terlihat mekar di Kebun Raya Bogor, Rabu (14/9) kemarin. Hal itu merupakan keberhasilan budidaya Rafflesia Arnoldii di luar habitat selama 16 tahun.


Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia di Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati menyatakan bahwa jenis Rafflesia yang mekar merupakan Rafflesia arnoldii R. Br. Ini baru pertama kali mekar sebagai hasil budidaya di Kebun Raya Bogor.

"Meskipun diameternya tidak lebih 60 cm, namun jenis ini sudah dapat dipastikan adalah Rafflesia Arnoldii R. Br," katanya dikutip dari keterangan resminya, Rabu (14/9).

Rafflesia Arnoldii R. Br tumbuh di Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch sebagai inangnya yang ditanam pada 22 Januari 1953. "Ini sebagai hasil pertukaran tanaman (seed exchange) dari Florida pada tahun 1952," pungkasnya.

Untuk diketahui, Rafflesia Arnoldii ini merupakan tumbuhan endemik Sumatera, yang masuk dalam salah satu tumbuhan dilindungi dari kepunahannya. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai Padma Raksasa yang merupakan Puspa Langka Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4 tahun 1993.

Selain itu, bunga raksasa kharismatik asal Bengkulu ini masuk dalam daftar tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1999 dan IUCN Red list dengan status konservasi terancam punah.

Rafflesia Arnoldii R. Br pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan Sumatra oleh seorang pemandu yang bekerja pada Joseph Arnold. Dimana saat itu, tengah mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles. sehingga tumbuhan ini diberi nama sesuai sejarah penemunya yakni penggabungan antara Raffles dan Arnold.

Terdapat 33 spesies Rafflesia di dunia dan 14 jenis diantaranya tumbuh di Indonesia dimana 11 jenis merupakan endemik Sumatera.

Upaya konservasi Rafflesia Arnoldii R. Br di luar habitatnya (secara ex situ) sejak tahun 1818 belum membuahkan hasil. Pada tahun 2006 peneliti Rafflesia Kebun Raya Bogor melakukan upaya menumbuhkan biji Rafflesia Arnoldi R. Br asal Bengkulu di vak XVII yaitu koleksi jenis-jenis tumbuhan pemanjat (climber) termasuk di dalamnya terdapat 7 spesies tetrastigma, yang merupakan inang Rafflesia. 

Setelah 16 tahun sejak upaya menumbuhkan, pada awal September 2022 muncul beberapa knop bakal bunga yang salah satunya mekar pada 12 September 2022.