Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sumatera Selatan, Badan Karantina Indonesia (Barantin), mendukung program Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam memperkuat hilirisasi dan industrialisasi.
- Polres OKU Tangkap Lima Pelaku Pengecor BBM Subsidi
- Ribuan Botol Miras Dilindas Alat Berat
- Gubernur: Sanksi Pelanggaran Pergub 37 Segera Diberlakukan
Baca Juga
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memfasilitasi pengiriman sampel serat kulit nanas asal Prabumulih ke Spanyol. Kepala Karantina Sumatera Selatan, Kostan Manalu, memastikan bahwa sampel serat kulit nanas yang dikirim telah melalui pemeriksaan ketat untuk menjamin kesehatan dan kualitasnya.
“Kami memastikan sampel ini sehat dan memiliki kualitas yang baik. Ini merupakan langkah penting untuk membuka peluang ekspor serat kulit nanas asal Prabumulih ke pasar global,” ujarnya, Senin (3/3/2025).
Kostan menjelaskan bahwa serat kulit nanas dari Prabumulih memiliki potensi besar di pasar internasional, khususnya untuk industri tekstil dan kerajinan. Pengiriman sampel ke Spanyol diharapkan menjadi langkah awal menuju ekspor skala besar di masa mendatang.
"Kami berharap ekspor langsung dari Sumsel dapat berkelanjutan, sehingga membawa manfaat ekonomi bagi petani dan pengusaha lokal di Prabumulih. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat meningkat. Selama ini, komoditas tersebut harus melalui Jakarta terlebih dahulu sebelum diekspor," tambahnya.
Sebelum dikirim, serat kulit nanas ini telah melewati proses pemeriksaan yang ketat, mulai dari pengecekan dokumen hingga pemeriksaan fisik produk. Kostan mengungkapkan bahwa keterbatasan pemahaman calon eksportir mengenai prosedur ekspor menjadi salah satu kendala yang menyebabkan pengiriman masih dilakukan melalui Jakarta.
"Melalui bimbingan intensif dari Karantina Sumsel, kini eksportir telah memahami prosedur ekspor dan mampu mengekspor langsung dari Sumatera Selatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, bahwa dengan digitalisasi, asal komoditas dapat tertelusur atau memiliki traceability," jelasnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Sumatera Selatan merupakan salah satu sentra produksi nanas di Indonesia dengan produksi mencapai 477,43 ribu ton pada 2023. Sumatera Selatan menjadi daerah penghasil nanas terbesar kedua setelah Provinsi Lampung yang mencatat produksi sebanyak 722,85 ribu ton.
Karantina Sumatera Selatan berkomitmen untuk terus memfasilitasi perdagangan domestik maupun global serta mendukung produk lokal agar dapat menembus pasar internasional. Masyarakat dan pelaku usaha pun diimbau untuk selalu mematuhi prosedur karantina guna memastikan produk yang diekspor bebas dari hama penyakit dan memenuhi persyaratan negara tujuan.
- Kasus Hoaks Bunuh Diri, Polres Prabumulih Ingatkan Denda dan Penjara Bagi Penyebar
- Gubernur Herman Deru Janjikan Bantuan Pembangunan untuk Prabumulih, Minta Walikota Paparkan Program Prioritas
- Dua Tersangka Pembunuh Bos Cucian Mobil di Prabumulih Berhasil Diringkus, Pelaku Ternyata Masih Remaja