Wilayah Sumsel rentan mengalami serangan bencana. Sepanjang 2021, tercatat ada sebanyak 138 bencana yang terjadi di wilayah Sumsel. Rinciannya, 92 kali kebakaran rumah penduduk, 15 kali banjir, 6 kali tanah longsor, 20 kali puting beliung, dan 5 kali banjir bandang.
- Meski Curah Hujan di Sumatera Selatan Diprediksi Menurun, Warga Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi
- Masuk Musim Penghujan, DPRD Sumsel Minta Daerah Rawan Bencana Untuk Waspada
- Dihantam Banjir dan Tanah Longsor, Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat
Baca Juga
Hal ini mengakibatkan sebanyak 4.874kk/2.673 jiwa menderita, baik luka-luka, mengungsi hingga meninggal dunia. Catatan tersebut membuat Pemprov Sumsel merasa perlu melakukan upaya mitigasi bencana dengan mengerahkan sejumlah personel dan peralatan.
“Kami telah mempersiapkan kebutuhan di lapangan. Seperti pengecekan peralatan dan personel, ini adalah kerja kemanusiaan. Dan Alhamdulillah sampai hari ini, meskipun Sumsel belum ada bencana yang berarti tapi kita harus tetap siaga. Karena kita tidak pernah tahu kapan itu akan datang,” kata Deru usai memimpin Apel Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Banjir dan Tanah Longsor, di Jakabaring Sport Center (JSC), Senin (16/11).
Menurutnya, Sumsel masih perlu belajar dari kesiapan yang telah dilakukan provinsi lain dalam menghadapi bencana alam yang kemungkinan terjadi. Seperti pengecekan lalu lintas di wilayah rawan longsor dan pengamanan warga di daerah rentan terserang banjir.
"Sudah ada beberapa provinsi di beberapa pulau yang telah sibuk melakukan kesiapan dan pembenahan lalu lintas karena longsor, harus sibuk mengamankan warganya karena banjir, genangan jadi ini kita harus siap, jangan sampai bencana datang kita baru mau bergegas. Selain belajar dari mereka kita juga harus belajar dari banjir di Empat Lawang dan OKU beberapa waktu lalu," bebernya.
Pemprov Sumsel sendiri menyiapkan sebanyak 850 personel gabungan kesatuan TNI, Polisi, BPBD, Kementerian Lembaga dan sejumlah Ormas dari 17 kabupaten/kota. Personel dituntut memiliki reaksi cepat terhadap bencana yang terjadi agar dampak yang ditimbulkan tidak terlampau parah.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah mengatakan saat ini seluruh kabupaten/kota di Sumsel telah menaikkan status kewaspadaan bencana menjadi tingkat siaga. Sehingga perlu antisipasi serta kesiapan dari masing-masing wilayah untuk menghadapi bencana hidromologis seperti banjir dan tanah longsor.
“Saat ini kabupaten yang paling kita antisipasi terjadi tanah longsor ada empat, yakni Empat Lawang, Pagaralam, Muara Enim, Oku Selatan. Sedangkan daerah rawan banjir itu ada di hampir seluruh kabupaten/kota sebab Sumsel sendiri didominasi dengan dataran rendah,” bebernya.
Dari 850 personel, Iriansyah melaporkan ada sebanyak 163 personel BPBD provinsi Sumsel yang langsung diterjunkan di wilayah tugas masing-masing dengan peralatan perahu karet.
“Untuk peralatan sudah disesuaikan dengan kebutuhan personel yang bertugas dilapangan dan juga bencana yang akan dihadapi. Seperti PU itu ada eskavator kecil 1 unit, alat berat Gleder 1 unit. Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII dengan peralatan berupa 1 unit eskavator kecil, sedang dan besar dan juga perahu karet,” pungkasnya.
- Anggota DPRD Sumsel Desak Gubernur Alokasikan Lagi Bantuan Stek Kopi untuk Petani
- Gubernur Herman Deru Minta Pembangunan Stasiun Pengendali Banjir di Sungai Buah Dipercepat
- Bupati Ogan Ilir Ajukan Bangubsus Rp55,5 Miliar, Gubernur Sumsel Soroti Infrastruktur Rawa