Sempat Turun, Harga Biji Kopi Robusta di Pagar Alam Kembali Naik

Petani saat menjemur kopi. (ist/rmolsumsel.id)
Petani saat menjemur kopi. (ist/rmolsumsel.id)

Setelah mengalami penurunan signifikan dari Rp 70 ribu per kilogram menjadi Rp 52 ribu per kilogram, harga biji kopi Robusta di kota Pagar Alam kini kembali mengalami lonjakan. 


Saat ini, harga biji kopi Robusta berkisar antara Rp 58 ribu hingga Rp 61 ribu per kilogram, tergantung pada kualitas biji kopi.

Juansyah, seorang petani kopi berusia 45 tahun, berencana untuk menjual hasil panennya hari ini setelah mendapatkan informasi mengenai kenaikan harga. Sebelumnya, Juansyah menunda penjualan biji kopinya karena harga kopi yang turun cukup drastis.

“Saya memiliki 6 karung besar biji kopi kering, sekitar 600 kilogram. Rencananya, saya akan menjualnya hari ini karena ada kabar dari tetangga bahwa harga kopi naik lagi,” ungkap Juansyah, Rabu (14/8).

Dengan harga yang kembali naik, Juansyah merasa bahwa uang yang akan didapatkan dari penjualan biji kopi kali ini sudah melebihi biaya produksi. Setiap musim panen, petani kopi harus mengeluarkan biaya untuk upah petik, penyiangan, perawatan tanaman, serta biaya lainnya. Penurunan harga kopi yang signifikan sering kali membuat petani mengalami kerugian.

“Untuk setiap kali panen, kami harus menyiapkan jutaan rupiah untuk upah petik, perawatan kebun, dan upah mesin giling kopi. Jika harga kopi turun, keuntungan kami menjadi sangat minim karena kopi hanya berbuah setahun sekali,” tambah Juansyah.

Juansyah berharap agar harga kopi tetap stabil di angka Rp 60 ribu per kilogram. Menurutnya, kestabilan harga sangat penting agar petani kopi dapat mengandalkan penghasilan dari berkebun.

“Tahun lalu, harga kopi paling tinggi hanya Rp 30 ribu per kilogram, sementara kebutuhan pokok dan biaya hidup lainnya semakin mahal. Kami berharap harga biji kopi dapat tetap stabil agar ekonomi petani seperti kami tetap terjaga,” harapnya.

Di sisi lain, Wito, seorang pengepul kopi berusia 60 tahun, menjelaskan bahwa fluktuasi harga biji kopi disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk permintaan, ketersediaan barang, dan nilai tukar dolar untuk komoditas ekspor.

“Perubahan harga kopi dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti permintaan pasar, ketersediaan barang, serta nilai tukar dolar. Semua ini mempengaruhi harga jual beli kopi,” ungkap Wito.