Sempat Bawa Kabur 22,5 Kilo Sarang Burung Walet, Polisi Ringkus Komplotan Pencuri Bersenpi

Tersangka Jumadi Imron diamankan polisi/ist
Tersangka Jumadi Imron diamankan polisi/ist

Tim Opsnal Unit 2 Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan (Sumsel), pimpinan Kanit 2 Kompol Bakhtiar, dan Panit 2 Iptu Teddi Bharata. Meringkus satu dari tiga pelaku kawanan pencurian sarang walet, Jumadi Imron (29). Pelaku berhasil ditangkap di rumahnya di Jalan A Nakowi Dusun II, Kelurahan Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Selasa (11/1) tanpa perlawanan.


Pelaku  beraksi di sarang walet milik Asep Iskandar Dinata (28), warga Jalur 17, Jalan Tanjung Api-Api, Desa Mulia Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Banyuasin. Bahkan dalam aksinya, komplotan ini sempat meletuskan senjata api (senpi) rakitan.

Total sarang walet yang dibawa kabur kawanan ini mencapai 22,5 Kilogram (Kg) yang jika dijual ditaksir seharga sekitar Rp22,5 juta.

Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel, Kompol Agus Prihandinika, SH, SIK, mengatakan saat melakukan aksinya ia bersama dua temannya berinisial B dan M yang saat ini masih dalam pengejaran.

“Saat beraksi, kawanan ini diketahui oleh korban. Saat itu, salah satu teman tersangka langsung meletupkan senpi rakitan ke atas sehingga korban menghentikan niat mengejar pelaku yang berhasil melarikan diri,” katanya,

Modus  pelaku yakni melakukan aksinya di pagi hari pukul 03.30  karena pada saat itu korban sedang tidur. "Saat pelaku ini beraksi, korban yang tidur terbangun karena mendengar suara berisik. Atas ulahnya tersangka dikenakan pasal 363 KUHPidana dan atau pasal 365 KUHPidana," katanya.

Petugas juga mengamankan barang bukti yakni satu jaket warna hitam pada saat tersangka melakukan aksinya, satu buah celana panjang warna hitam, satu tas warna kuning hitam, satu buah pisau, satu buah linggis, satu buah botol cuka parah, satu unit mobil pikap warna putih BG 8323 JH dan dua potong sarang walet warna putih.

Tersangka Jumadi Imron mengaku sudah dua kali melakukan pencurian di kawasan tersebut. "Kalau senpi milik teman saya yang masih kabur, saat kami beraksi panik mendengar suara korban lalu teman meletupkan senpi ke atas. Duitnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Karena tidak memiliki penghasilan yang cukup bekerja sebagai buruh," katanya.