Selama Tiga Bulan, Sudah Enam Ular Masuk Lingkungan Pemukiman Warga di Lubuklinggau

Petugas mengevakuasi ular masuk rumah warga/ist
Petugas mengevakuasi ular masuk rumah warga/ist

Tim rescue bidang penanggulangan bencana Dinas Pemadam Kebakaran, Penyelamatan dan Penanggulangan Bencana Kota Lubuklinggau selama tiga bulan terakhir telah menangkap enam ekor ular yang masuk ke lingkungan pemukiman warga.


Tim rescue bidang penanggulangan bencana Dinas Pemadam Kebakaran, Penyelamatan dan Penanggulangan Bencana Kota Lubuklinggau selama tiga bulan terakhir telah menangkap enam ekor ular yang masuk ke lingkungan pemukiman warga.

Keenam ular tersebut mulai jenis piton, welang, jali dan tiung. Terakhir petugas menangkap dua ekor ular jenis tiung dibelakang rumah warga di Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II pada Sabtu, 10 Juni 2023.

Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran, Penyelamatan dan Penanggulangan Bencana Lubuklinggau, Suryo Amrinata mengatakan, keenam ular yang ditangkap dari lingkungan perumaham warga itu sejak April, Mei dan 11 Juni ini.

"Di bulan April ada 2 yaknu jenis piton welang, bulan Mei 1 ular jenis jali dan di bulan Juni sampai dengan 11 Juni ini baru dua yakni jenis ular tiung," kata Suryo Amrinata pada Minggu, 11 Juni 2023.

Dijelaskannya, untuk jenis ular tiung merupakan ular berbisa. Pihaknya menangkap ular tersebut setelah meneirma laporan dari warga yang mengatakan ada ular di pohon pisang belakang rumah. Mendapat informasi itu petugas langsung meluncur ke lokasi.

"Ternyata memang ada dua ular dan langsung ditangkap anggota kita dan setelah itu dilepas ke habitatnya," ujar Suryo lagi.

Selama tiga bulan terakhir ini, menurutnya ular yang ditangkap rata-rata berada di lingkungan rumah warga. Dan sebagian besar memang lingkungan rumah warga tersebut memang tempat habitat ular karena dekat persawahan, semak belukar serta adanya aliran sungai.

"Harapan kita dengan warga jangan sampai timbul ada ular di lingkungan kita," jelasnya.

Antisipasinya kata Suryo yakni dengan menutup lubang-lubang yang kemungkinan bisa untuk bersembunyi ular. Lalu kepada warga agar selalu membersihkan lingkungan rumah dari semak belukar.

Selanjutnya membersihkan barang-barang bekas yang menumpuk jangan sampai jadi tempat tinggal hewan berbisa tersebut. 

"Yang jelas keberadaan habitat ular hampir di seluruh daerah. Tapi yang jelas itu kebanyakan di daerah pemukiman yang padat penduduk," ungkapnya.

Kata Suryo, seperti wilayah Kecamatan Lubuklinggau Selatan 2 dan Kecamatan Lubuklinggau Utara 2.

"Karena itu kan daerahnya masih banyak habitatnya karena masih ada sawah sama sungai-sungai kecil dan juga masih banyak rerimbunan pepohonan," pungkasnya.