Medan pendakian menuju puncak Gunung Dempo yang curam dan memiliki kemiringan hampir 45 hingga 70 derajat membuat evakuasi jenazah Deko Avriansah (22), pendaki asal Kabupaten Seluma, Bengkulu, yang meninggal di puncak gunung pada Jumat (3/1/2025), memerlukan waktu hampir 10 jam.
- Kronologi Pendaki Asal Bengkulu Tewas di Gunung Dempo
- 46 Petugas Gabungan Evakuasi Jenazah Pendaki Asal Bengkulu dari Gunung Dempo
- Diduga Terkena Hipotermia, Pendaki Asal Bengkulu Meninggal di Puncak Gunung Dempo
Baca Juga
Selain jalur pendakian yang ekstrem, lokasi tersebut juga dipenuhi vegetasi yang rapat dan kabut yang tebal, memaksa petugas evakuasi untuk lebih berhati-hati.
Sebanyak 46 petugas yang terdiri dari 35 anggota BPBD, 11 relawan, dan 3 tim medis TSC, ditempatkan di beberapa titik sepanjang jalur pendakian untuk melakukan evakuasi secara estafet. Sistem estafet diterapkan agar stamina tim tetap terjaga.
Kabid Kedaruratan BPBD Kota Pagar Alam, Anjas, menjelaskan bahwa pembagian kelompok ini dilakukan agar kondisi fisik tim evakuasi tidak terkuras.
"Karena cuaca musim hujan, jalur yang biasanya lembab kini berlumpur dan licin. Oleh karena itu, kami menggunakan sistem estafet untuk menjaga keselamatan dan stamina tim," ujarnya.
Setelah sekitar 10 jam perjalanan naik turun, petugas akhirnya berhasil menurunkan jenazah Deko dan membawanya ke ruang jenazah RSUD Besemah, Kota Pagar Alam.
Teman almarhum Deko telah menginformasikan kejadian tersebut kepada keluarga korban, dan mereka akan segera menuju Kota Pagar Alam untuk menjemput jenazah Deko dan membawanya pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, untuk dimakamkan.
- Ketua RT di OKU Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
- Terungkap, Dua Bandar Narkoba di Lahat yang Serang 3 Polisi Ternyata Residivis
- Nama Briptu Anumerta Faras Nahbah Attalah Akan Diabadikan di Gedung Polres Lahat